PTK Bahasa Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar “baca tulis hitung”, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa yang sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP. Terkait dengan tujuan memberikan bekal kemampuan dasar “baca tulis” maka peranan pengajaran Bahasa Indonesia di SD menjadi sangat penting. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya pada tahap keberwacanan (di kelas I dan kelas II) tetapi juga pada tercapainya kemahiran wacana (di kelas-kelas tinggi atau kelas III sampai kelas VI SD).
Hakikatnya belajar bahasa adalah belajar komunikasi, oleh sebab itu pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis (Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Kelas II, 1994:20).Belajar Bahasa Indonesia siswa harus menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu: keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) yang mempunyai peran penting adalah aspek keterampilan menulis (Zuchdi, 1997:100). Sedangkan menurut Ary (2004) , kegiatan berbahasa tersulit adalah menulis. Sebab, menulis ini tidak hanya melibatkan representasi grafis pembicaraan, tetapi juga pengembangan dan presentasi pemikiran secara terstruktur.
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasaan yang harus dimiliki oleh para siswa yang sedang belajar mulai tingkat pendidikan dasar (SD) sampai perguruan tinggi (PT). Keterampilan menulis sifatnya fungsional bagi pengembangan diri untuk kehidupan masyarakat. Menurut Harris (1988) ., membuat kalimat termasuk ke dalam kegiatan untuk keterampilan menulis, karena itu membuat kalimat juga berarti mengungkapkan ide dan berkomunikasi dengan orang lain melalui simbol-simbol bahasa. Dalam membuat kalimat perlu memperhatikan dua hal, yaitu substansi dari hasil tulisan (ide yang diekspresikan) dan aturan struktur bahasa yang benar (grammatical form and syntactic pattern). Unsur-unsur pembentuk kalimat seperti subyek, predikat, obyek dan keterangan dengan benar dan jelas bagi pembaca, mengungkapkan gagasan utama secara jelas, membuat teks koheren, sehingga orang lain mampu mengikuti pengembangan gagasan serta memperkirakan pengetahuan yang dimiliki target pembaca.
Data menunjukkan bahwa kemampuan siswa pemahaman bacaan  Bahasa Indonesia sangat memprihatinkan atau masih rendah, yaitu dari 37 siswa hanya 12 siswa yang mendapat nilai 70 setelah diadakan tes awal kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan bacaan Bahasa Indonesia pada tanggal 21 Januari 2009 atau hanya 32,4 % siswa yang memenuhi KKM.
Rendahnya kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan bacaan Bahasa Indonesia ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:kurangnya pemahaman siswa terhadap bacaan , kurangnya latihan yang diberikan guru, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas kurang bervariasi dan kurangnya tugas yang diberikan oleh guru.
Nursidik K. (2007).,.karakteristik usia SD senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih untuk kelas rendah. Permainan menurut Carrier (1982) ., mempunyai nilai yang sangat tinggi bagi guru bahasa, sebab permainan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bahasa tertentu dengan situasi yang tidak terlalu formal. Sedangkan menurut Hadfield (1984) , permainan merupakan aktivitas yang mempunyai tujuan dan elemen kesenangan. Menurut Frieda (2007) seorang staf pengajar psikologi UI dalam acara Forum Nasional di Depok , pada saat melakukan permainan terlihat gembira dan tertawa. Tertawa sebelum belajar adalah bukan sesuatu hal yang buruk. Suasana gembira justru membangkitkan semangat . Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, dalam Quantum Learning, membahasakan kegembiraan itu dengan terbangunnya emosi positif. Emosi positif akan membuat otak dapat bekerja secara optimal (Hernowo, 2007:27). Menurut Meier dalam Menjadi Guru Yang Mau dan Mampu Mengajar Secara Menyenangkan oleh Hernowo (2007), pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat membawa perubahan terhadap diri si pembelajar.
Berdasarkan latar belakang di muka, maka peneliti berkeinginan melakukan PTK dengan judul “Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa Kelas IVB  SD Negeri Palsigunung Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Metode Penugasan dan Latihan . Peneliti ingin mencoba mengubah tradisi lama ke arah yang lebih baru, kondusif dan komunikatif.
B.Perumusan dan Pemecahan Masalah
Peneliti merasakan adanya masalah yang terjadi di dalam kelas dan merasa risau dengan kemampuan siswa menjawab pertanyaan bacaan dan melihat kembali pembelajaran yang telah berlangsung ,mencari kesalahan – kesalahan dalam pembelajaran melalui repleksi diri dan mendiskusikannya dengan rekan sejawat sehingga diperoleh gambaran nyata sebagai berikut :
1.Apakah penyebab ketidak lancaran siswa dalam membaca ?
2.Apakah bentuk tulisan sebagian besar siswa yang kurang jelas dan sulit dibaca mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami bacaan ?
3.Apakah kurangnya minat siswa dalam membaca mempengaruhi kemampuan siswa dalam pemahaman bacaan ?
4.Apakah perilaku guru dalam pembelajaran mempengaruhi perilaku siswa terhadap pembelajaran
5.Apakah penyebab  ketidakmapuan sebagian siswa menjawab pertanyaan?
6.Apakah kurangnya dukungan dan motivasi mempengaruhi minat siswa membaca?
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan guru selaku peneliti membuat rencana pemecahan masalah sebagai berikut:
1.Memberikan bimbingan membaca pada siswa kelas IVB SDN Palsigunung  sehingga dapat memahami kalimat
2.Memberikan bimbingan menulis pada siswa kelas IVB  SDN.Palsigunung sehingga dapat menulis dengan benar sesuai EYD dan dapat terbaca dan mudah dipahami
3.Memotivasi siswa kelas IVB SDN.Palsigunung  untuk membaca sehingga dapat mengembangkan kemampuan berbahasa.
4.Mengubah perilaku di dalam kelas dengan menggunakan metode yang bervariasi sehingga siswa termotivasi dalam belajar dan mudah memahami pelajaran
5.Dengan latihan dan penugasan siswa dapat menjawab pertanyaan bacaan sesuai dengan pertanyaan yang diajukan
6.Hasil yang dicapai setelah melaksanakan penugasan dan latihan dapat meningkatkan nilai siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih baik dari sebelumnya
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di muka, maka peneliti ini akan berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan penugasan dan latihan untuk mengefektifkan pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga secara khusus dapat meningkatkan keterampilan membuat kalimat tanya dan menjawab pertanyaan bacaan pada siswa kelas IV b di Sekolah Dasar. Kejelasan fokus penelitian ini akan tampak dalam pertanyaan penelitian dan tujuan berikut ini.
  1. Pertanyaan Penelitian
  1. Apakah penggunaan metode pemberian tugas dan latihan  dalam pembelajaran dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia?
  2. Apakah penggunaan pemberian tugas dan latihan dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan membuat kalimat Tanya  dan menjawab pertanyaan bacaan dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas IVb SDN  Palsigunung
2.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dimaksud untuk mengetahui apakah penggunaan metode penugasan dan latihan dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas IVB SDN.Palsigunung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Fokus penelitian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut.
  1. Meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui metode pemberian tugas dan latihan
  2. Meningkatkan keterampilan membuat kalimat Tanya dan menjawab pertanyaan bacaan  Bahasa Indonesia melalui pemberian tugas dan latihan pada siswa kelas IVB SDN  Palsigunung

  1. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan konstribusi dan mamfaat.
  1. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam berbahasa khususnya keterampilan membuat kalimat Tanya dan menjawab pertanyaan bacaan. Selain itu, melalui metode pemberian tugas dan latihan siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. Menghilangkan anggapan bahwa belajar bahasa itu membosankan.
  1. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memacu guru agar lebih kreatif  dan dapat memperbaiki kelemahan –kelemahan yang ada pada dirinya ,sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi.
3.      Bagi rekan guru
Penelitian ini dapat membangun kerjasama yang harmonis sehingga dapat memecahkan serupa di masa yang akan datang.
  1. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sekolah dapat meningkatkan fasilitas pembelajaran yang dibutuhkan siswa dan guru.


D..Batasan atau Penegasan Istilah
Menghindari terjadinya kesalahan penafsiran istilah dalam memahami inti masalah dalam penelitian ini, ditegaskan arti dari beberapa istilah yang digunakan. Adapun istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Meningkatkan adalah proses upaya-upaya kegiatan yang dilakukan supaya terjadi suatu perubahan ke arah yang lebih baik dan atau bertambahnya sesuatu perubahan dari segi jumlah/kuantitas.
  2. Keterampilan adalah kecakapan atau kemampuan melakukan sesuatu tugas pada siswa.
  3. Membuat adalah mengadakan (menghasilkan, menjadikan) sesuatu benda (Barang, dsb).
  4. Kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir naik atau turun.
  5. Tanya adalah permintaan keterangan (penjelasan)
  6. Jawab adalah kemampuan menjawab pertanyaan sesuai dengan pertanyaan..
  7. Pembelajaran adalah suatu kegiatan guru dalam memilih menetapkan, mengembangkan metode/strategi yang optimal untuk mencapai hasil belajar siswa yang diinginkan.
  8. Permainan adalah perbuatan yang dilakukan dengan tidak bersungguh-sungguh atau biasa saja.
  9. Kartu adalah kertas yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran yang relatif sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang terdiri dari: kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata, dan kartu kalimat.
 
 
 
 
 
 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
            a. Pembelajaran Humanistik
Belajar lebih dari sekedar mengingat. Bagi siswa untuk dapat benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus belajar untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri, dan selalu bergaul dengan ide-ide. Tugas pendidikan tidak hanya menuangkan sejumlah informasi ke dalam benak siswa, tetapi mengusahakan menanamkan konsep yang penting dalam diri siswa.
Pandangan tentang pembelajaran Humanistik, ada 3 yaitu:
1.Pandangan Progresif
Pandangan progresif memfokuskan kepada anak sebagai orang yang mau belajar daripada sebagai subyek belajar. Masyarakat pendidikan menghendaki agar pengajaran memperhatikan minat, kebutuhan dan kesiapan anak untuk belajar, dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial sekolah. John Dewey sebagai tokoh progresif memandang siswa sebagai makhluk sosial yang aktif dan ingin memahami lingkungan di mana siswa berada, lingkungan kehidupan manusia secara personal maupun kolektif (sosial).
Menurut Dewey (Tilaar:2000) dalam Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan (Ihat, 2007:1.16), pendidikan merupakan proses sosial bagi orang yang belum dewasa (dalam hal ini anak-anak) untuk menjadi bagian yang aktif dan partisipatif dalam masyarakat. Sekolah adalah lingkungan khusus, yang dibentuk oleh anggota masyarakat dengan tujuan untuk menyederhanakan, memudahkan dan menyatukan pengalaman-pengalaman sosial agar dapat dipahami, diuji dan digunakan oleh anak itu sendiri dalam kehidupan sosial.
Kemampuan sosial dan personal siswa dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan adalah membangun dan mengorganisasikan kembali pengalaman yang mampu memberikan makna terhadap kehidupan siswa dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi di masa yang akan datang.
Pandangan progresif menghendaki perubahan dalam situasi pendidikan, antara lain: memberikan kesempatan siswa untuk belajar secara perseorangan, belajar melalui pengalaman, memberi motivasi bukan perintah, melibatkan siswa dalam situasi sekolah, dan menyadarkan murid bahwa hidup itu dinamis (selalu berubah).
Terdapat lima prinsip pendidikan progresif dalam Ihat Hatimah (2007:1.18), yaitu;
(1) berikan kebebasan kepada anak untuk berkembang secara alamiah
 (2) minat, dan pengalaman langsung merupakan rangsangan yang paling baikuntuk belajar
(3) guru memiliki peran sebagai nara sumber dan pembimbing kegiatan belajar
 (4) mengembangkan kerjasama antara sekolah dengan keluarga
(5) sekolah progresif harus menjadi laboratorium reformasi dan pengujian pendidikan.
2        Pandangan Sosiokultural Konstruktivis
Konstruktivisme lahir dari gagasan Piaget dan Vygotsky, di mana keduanya menekankan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi-informasi baru. Konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky, yang telah digunakan dalam menunjang metode pengajaran yang menekankan pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, dan penemuan.
Menurut Ihat Hatimah (2007:1.24), teori konstruktivis modern terbagi atas empat prinsip kunci yaitu:
(1) penekanannya pada hakikat sosial dari pembelajaran,
(2) ide bahwa belajar paling baik apabila konsep itu berada dalam zona perkembangan mereka
 (3) adanya penekanan pada keduanya, yaitu hakikat sosial dari belajar dan zona perkembangan terdekat yang dinamakan dengan pemagangan kognitif
(4) proses pembelajaran menekankan kemandirian atau belajar menggunakan media.
Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajarai sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengonstruksi pengetahuan yang baru.
3        Pandangan Ki Hadjar Dewantoro
Pendidikan adalah upaya untuk memerdekakan manusia dalam arti bahwa menjadi manusia yang mandiri, agar tidak tergantung kepada orang lain baik lahir ataupun batin. Kemerdekaan yang dimaksudterdiri dari tiga macam, yaitu; berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain, dan dapat mengatur dirinya sendiri (Ihat Hatimah, 2007:1.34).
Salah satu pikiran Ki Hadjar Dewantoro tentang pendidikan diwujudkan dalam bentuk Taman Siswa. Lahirnya pendidikan Taman Siswa diilhami oleh model pendidikan barat yang tidak menyelesaikan persoalan peningkatan kualitas sumber daya manusia waktu itu. Menurut Ki Hadjar Dewantoro, pendidikan barat memiliki ciri; perintah, hukuman dan ketertiban.
Pendidikan pada Taman Siswa tidak menggunakan pendekatan paksaan. Dasar pendidikan yang dipergunakan adalah Momong, Among, dan Ngemong. Dalam hal ini tidak ada paksaan terhadap siswa tetapi lebih kepada membimbing dan memimpin meskipun pada hal-hal tertentu peran tersebut juga tidak diperlukan. Siswa berkembang sesuai dengan kodratnya, sehingga peran guru sebagai pendamping dan orang yang membantu mengarahkan siswa sesuai dengan perkembangannya (Ihat Hatimah, 2007:1.35).
Beberapa falsafah yang dikemukakan Ki Hadjar Dewantoro berkenaan dengan pendidikan:
(1) Segala alat, usaha dan juga cara pendidikan harus sesuai dengan kodratnya
(2) kodratnya itu btersimpan dalam adat istiadat setiap masyarakat dengan berbagai kekhasan yang kesemuanya itu bertujuan untuk mencapai hidup tertib dan damai
 (3) adat istiadat sifatnya dinamis
(4) untuk mengetahui karakteristik masyarakat saat ini diperlukan kajian mendalam tentang kehidupan masyarakat tersebut di masa lampau, sehingga dapat diprediksi kehidupan yang akan datang pada masyarakat
 (5) perkembangan budaya masyarakat akan dipengaruhi oleh unsur-unsur lain, hal ini terjadi karena terjadinya pergaulan antar bangsa.
Langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Suciati dan Prasetya Irawan (2001) dengan pendekatan teori humanistik:
a.Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.
b.Menentukan materi pelajaran.
c.Mengidentifikasi kemampuan awal siswa.
d. Mengidentifikasi topik-topik pelajaran yang memungkinkan siswa aktif melibatkan diri dalam belajar.
e.Merancang fasilitas belajar seperti lingkungan dan media pembelajaran.
f.Membimbing siswa belajar secara aktif.
g. Membimbing siswa untuk memahami hakikat atau makna dari pengalaman belajar.
h. Membimbing siswa membuat konseptualisasi pengalaman belajarnya.
i.Membimbing siswa dalam mengaplikasikan konsep-konsep baru ke dalam situasi nyata.
j.Mengevaluasi proses dan hasil belajar (Ihat hatimah, dkk, 2007:1.10).
Pembelajaran humanistik ini adalah pembelajaran yang memanusiakan manusia. Pembelajaran yang bertujuan untuk mengaktualisasi diri si pembelajar. Guru harus menyadari bahwa siswa adalah makhluk yang berbakat dan berkembang. Pengajaran beralih ke arah penyelenggaraan sekolah progresif, sekolah kerja, sekolah pembangunan, dan sekolah yang menggunakan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Proses belajar mengajar melibatkan siswa. Materi disesuaikan dengan pengetahuan dasar yang dimiliki siswa. Guru hendaknya mengenal, menyelami kehidupan jiwa siswa dan menyadari bahwa ia mengajarkan sesuatu kepada manusia-manusia yang berharga dan berkembang. Proses belajar ditujukan untuk memanusiakan manusia itu sendiri, maksudnya adalah mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal. Hal ini sesuai dengan pandangan pembelajaran humanistik progresif.
b. Belajar
Belajar adalah terjadinya perubahan pada diri orang belajar karena pengalaman (Darsono, dkk, 2000:4). Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik (Darsono, dkk, 2000:24). Ada beberapa definisi belajar menurut beberapa pakar psikologi pendidikan dalam Moh. Rosyid (2006:9) diantaranya Gagne (1977), belajar merupakan perubahan kecakapan yang berlangsung dalam periode tertentu yang bukan berasal dari proses pertumbuhan (fisik). Morgan, at.al (1986), belajar merupakan perubahan relatif permanen karena hasil praktek atau pengalaman. Slavein (1994), belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman (experience). Menurut Slameto dalam Syaiful Bahri (2002:13), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Skinner (1985) dalam Muhibbin Syah (2000:89), belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
Habermas (Rene, 1996), belajar baru terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud adalah lingkungan alam maupun lingkungan sosial sebab keduanya tidak dapat dipisahkan (IhatHatimah, ddk: 1.8). James O. Wittaker dalam Wasty Soemanto (1999:104), belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia, dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktifitas dan prestasi hidup manusia adalah hasil dari belajar. Belajar adalah suatu proses bukan suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perubahan untuk mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan pengertian di muka, belajar adalah kegiatan/proses manusia untuk berubah menjadi lebih baik, dari tidak tahu menjadi tahu. Kegiatan belajar terjadi terus menerus atau belajar sepanjang hayat. Memahami keadaan lingkungan itu juga merupakan kegiatan belajar. Lingkungan belajar mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan alam dan lingkungan sosial. Keduanya tidak dapat dipisahkan karena saling mempengaruhi.
c. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menurut M. Ngalim Purwanto (1997:4) dalam metodologi pengajaran Bahasa Indonesia, menyebutkan bahwa bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi pengalaman, saling belajar dari orang lain, memahami orang lain, menyatakan diri, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, mempertinggi kemampuan berbahasa, dan menumbuhkan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia.
Achmad Alfianto (2006) , menyebutkan bahwa pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Indonesia diibaratkan seperti ulat yang hendak bermetamorfosis menjadi kupu-kupu.
M. Ngalim Purwanto (1997:4) juga menyebutkan ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia meliputi:
  1. Penguasaan Bahasa Indonesia;
  2. Kemampuan memahami;
  3. Keterampilan berbahasa/menggunakan bahasa untuk segala macam keperluan;
  4. Apresiasi sastra.
Menurut M. Ngalim Purwanto (1997:5) pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki tujuan, antara lain:
1) Tujuan umum
  1. Siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.
  2. Siswa memahami bahasa dari segi bentuk, makna, dan fungsi, untuk bermacam tujuan/keperluan dan keadaan.
  3. Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual (berpikir kreatif, menggunakan akal sehat, menerapkan pengetahuan yang berguna; memecahkan masalah, kematangan emosional, dan sosial).
  4. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluan wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
2) Tujuan khusus
  1. Tujuan khusus dalam lingkup kebahasaan
1.      Siswa memahami cara penulisan kata-kata berimbuhan, kata ulang, dan tanda baca dalam kalimat.
2.      Siswa memahami bentuk dan makna imbuhan.
3.   Siswa memahami ciri-ciri kalimat berita dan kalimat perintah.
4.      Siswa memahami ucapan kalimat langsung dan tidak langsung.
5.      Siswa memahami dan dapat mengaplikasikan makna kata umum dan kata khusus.
6.      Siswa memahami dan dapat menggunakan makna ungkapan dan peribahasa.
7.      Siswa memahami perbedaan dan dapat menggunakan sinonim dan antonim.
8.      Siswa mampu membedakan bentuk puisi, prosa, dan drama secara sederhana dan dapat menikmatinya.
  1. Tujuan khusus dalam lingkup pemahaman bahasa
1.      Siswa mampu memperoleh informasi dan memberi tanggapan dengan tepat dalam berbagai hal kegiatan (mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, dan menulis).
2.      Siswa mampu menyerap pengungkapan perasaan orang lain secara lisan dan memberi tanggapan yang cepat dan tepat.
3.      Siswa mampu menyerap pesan, gagasan, dan pendapat orang lain dari berbagai sumber, baik tertulis maupun lisan.
4.      Siswa memperoleh kenikmatan dan manfaat dari mendengarkan.
5.      Memahami dan dapat mengevaluasi isi bacaan dengan tepat.
6.            Siswa mampu mencari sumber, mengumpulkkan, dan menyerap informasi yang diperlukannya.
7.      Siswa mampu menyerap isi dan pengungkapan perasaan melalui bacaan dan menanggapinya secara tepat.
8.      Siswa memiliki kegemaran membaca untuk meningkatkan pengetahuan dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari dan membaca karya-karya sastra.
  1. Tujuan khusus daam lingkup penggunaan
1.      Siswa mampu memberikan berbagai informasi secara lisan.
2.      Siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman dan pesan secara lisan.
3.      Siswa mampu mnegungkapkan perasaan secara lisan.
4.      Siswa mampu berinteraksi dan menjalin hubungan dengan orang lain secara lisan.
5.      Siswa memiliki kepuasan dan kesenangan berbicara.
6.      Siswa mampu menuangkan pengalaman dan gagasannya secara tertulis dengan jelas.
7.      Siswa mampu mengungkapkan perasaan secara tertulis dengan jelas.
8.      Siswa mampu menuliskan informasi sesuai dengan konteks keadaan.
Berdasarkan pengertian di muka, pembelajaran bahasa mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa digunakan manusia untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan kegiatan untuk menambah pengetahuan/informasi dari lingkungan sekitar dan membangun sifat positif terhadap Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
D. Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa meliputi empat keterampilan, yaitu: mendengar/menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Keterampilan tersebut merupakan keterampilan dasar bahasa. Bahasa dalam kehidupan sehari-hari berfungsi sebagai alat komunikasi dengan orang lain dan lingkungan. Komunikasi yang dilakukan dapat berupa komunikasi lisan dan tertulis.
1 Mendengar/menyimak
Mendengar dan menyimak materi yang disampaikan guru di depan kelas merupakan upaya seseorang untuk menyimpan informasi, informasi diterima melalui proses inderawi dan kemudian dikirim ke dalam memori yang pada suatu saat informasi itu dapat dipanggil atau digunakan lagi (Martinis, 2007:182).
Kegiatan mendengar dan menyimak tidak dapat dilakukan dengan kegiatan motorik lain, seperti mendengar yang disertai dengan kegiatan menulis atau kegiatan lain. Mendengar dan menyimak seseorang tidak akan mendapat hasil yang baik. Mendengar dan menyimak membutuhkan konsentrasi dan energi yang terpusat. Namun pendengaran seseorang diakui oleh para ahli tidak dapat diandalkan. Oleh sebab itu, dianjurkan dibuat catatan agar memudahkan seseorang untuk mengingat.
Kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi dalam mendengar sajian, uraian, dan penjelasan dari seseorang sekitar 20 menit (Martinis, 2007:184). Sajian yang diberikan harus dibarengi dengan ilustrasi segar, humor, dan penyampaian materi harus penuh semangat, dan sedikit rileks.
Menurut Martinis dalam Kiat Membelajarkan Siswa (2007:188-190), memberikan kiat mendengar dan menyimak sebagai berikut.
1). Adanya keseriusan dan keinginan untuk mengetahui sesuatu informasi.
2) Kesiapan mental dan fisik untuk mendengar.
3) Menghindari dan tidak menanggapi gangguan yang datang.
4) Mencari gagasan pokok pembicaraan dan kata kunci dari informasi yang disampaikan guru.
5) Memperhatikan petunjuk dan contoh yang diberikan guru di depan kelas.
6) Mencatat istilah-istilah, kata kunci, rumus-rumus, contoh-contoh yang penting.
7) Membiasakan dengan kata-kata yang baru.
8) Membaca materi yang akan disampaikan guru dalam pertemuan berikutnya.
9) Ajukan pertanyaan kepada guru, manakala pendengaran Anda samar-samar atau membingungkan.
10) Menghindari bercakap-cakap pada saat mendengar.
Berdasarkan pengertian di muka, mendengar/menyimak tidak dapat diikuti kegiatan motorik lainnya. Kegiatan menyimak membutuhkan konsentrasi tinggi agar informasi yang diperoleh dapat baik. Namun dianjurkan juga untuk membuat catatan kecil agar tidak lupa.
2 Berbicara/bercerita
Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang disampaikan secara lisan. Dalam kegiatan pembelajaran, keterampilan berbicara sangat penting untuk dapat berinteraksi antara guru dengan siswa melalui tanya jawab.
Kegiatan yang membutuhkan keterampilan berbicara antara lain: pidato, ceramah, dan bercerita. Penyampaian materi kepada para pendengar harus dilakukan dengan variasi. Hal ini dilakukan agar pendengar tidak merasa jenuh.
Berdasarkan pengertian di muka, berbicara adalah kegiatan manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain secara verbal, baik untuk memperoleh informasi ataupun menyampaikan informasi.
3 Menulis
Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Suparno, 2007:1.3). Menulis merupakan aktivitas menyusun serta merangkaikan kalimat sedemikian rupa agar pesan yang terkandung dapat disampaikan dengan baik kepada pembaca (Suroso, 2007:170). Kemampuan menulis merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang sangat penting dalam kehidupan manusia (Suroso, 2007:27). Dengan kemampuan itu, seseorang dapat mengungkapkan ide, pikiran, perasaan, dan kemampuannya kepada orang lain melalui tulisan. Mereka dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa harus berhadapan langsung dengan orang yang diajak berkomunikasi.
Keterampilan menulis dalam kehidupan modern sangat dibutuhkan. Dengan memiliki keterampilan menulis seseorang dapat merekam, mencatat, menyakinkan, melaporkan, memberitahukan, serta mempengaruhi orang lain.
Menulis sendiri sebenarnya bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Artikel, esai, laporan, resensi, karya sastra, buku, komik, dan cerita adalah bentuk dan produk bahasa tulis yang akrab dengan kehidupan kita. Tulisan-tulisan itu menyajikan secara runtut dan menarik, ide, gagasan, dan perasaan penulisnya.
Menurut Suparno (2007:1.4), manfaat yang dapat dipetik dari menulis antara lain:
  1. Peningkatan kecerdasan.
  2. Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas.
  3. Penumbuhan keberanian.
  4. Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Menurut Graves (1978), seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis dan merasa tidak tahu bagaimana menulis (Suparno, 2007:1.4). Ketidaksukaan tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakatnya, serta pengalaman pembelajaran menulis atau mengarang di sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat.
Smith (1981) mengatakan bahwa pengalaman belajar menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri (Suparno, 2007:1.4).
Berdasarkan pengertian di muka, menulis adalah suatu kegiatan mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran kita ke dalam bentuk tulisan. Kegiatan menulis pada diri siswa masih harus ditingkatkan karena dengan menulis dapat meningkatkan daya kreativitas, kecerdasan, keberanian, dan menambah informasi siswa. rasa ingin tahu siswa muncul melalui kegiatan menulis.
Mengingat pentingnya keterampilan menulis bagi perkembangan siswa khususnya kelas IV SD, maka peneliti memfokuskan pada keterampilan membuat kalimat Tanya dan menjawab pertanyaan bacaan . Hal ini disesuaikan dengan kurikulum kelas IV SD semester 2.
4 Membaca
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi yang disampaikan secara verbal dan merupakan hasil ramuan pendapat, gagasan, teori-teori, hasil penelitian para untuk diketahui dan menjadi pengetahuan siswa (Martinis, 2007:106). Kemudian pengetahuan tersebut dapat diterapkan dalam berfikir, menganalisis, bertindak, dan dalam pengambilan keputusan.
Membaca membutuhkan konsentrasi, penguasaan kata-kata dan kecepatan membaca, membaca tidak dapat dilakukan dengan aktivitas lain, seperti membaca sambil menulis, mendengar, bercakap-cakap, dan lain-lain (Martinis, 2007:107). Salah satu aktivitas ini akan mengganggu membaca, mungkin saja seseorang dapat membaca sambil mendengar akan tetapi sasaran membaca tidak akan tercapai, terutama pemahaman bacaan, kualitas bacaan, isi bacaan.
Kemampuan membaca menurut Y.B. Sudarmanto (1993:38-39) sangat ditentukan oleh bahan yang dibaca. Semakin berat bahan bacaan semakin sedikit jumlah kata yang berhasil dibaca, semakin ringan bahan bacaan semakin banyak jumlah kata yang berhasil dibaca. Di Amerika penelitian tentang ini:
Tipe Bahan Bacaan
Jumlah Kata per Menit
Bahan bacaan yang berat
100-150
Bahan bacaan yang sedang
200-225
Bahan bacaan yang ringan
250-350
   (Martinis, 2007:119).
Berdasarkan pengertian di muka, membaca adalah suatu kegiatan manusia untuk mencari informasi secara verbal. Membaca membutuhkan konsentrasi yang tinggi dari pelaku. Kegiatan membaca akan mendapat hasil yang maksimal jika tidak diselingi dengan kegiatan yang lain seperti: menulis, mendengar, dan berbicara. Bahan bacaan yang dibaca mempengaruhi kecepatan dalam membaca. Semakin berat bahan bacaan yang dibaca waktu yang diperlukan juga semakin lama.
e. Kalimat
1 Pengertian Kalimat
Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan. Kalimat dapat diartikan sebagai perkataan atau satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual/potensial terdiri atas klausa (Depdikbud, 1989:380).
Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua atau lebih yang mengandung satu pengertian dan mempunyai pola intonasi akhir (Angga, 2004:81). Kalimat itu ada yang terdiri atas satu kata atau lebih. Sesungguhnya yang menentukan satuan kalimat bukan banyaknya kata yang menjadi unsurnya, melainkan intonasinya. Menurut Ramlan (1996) setiap satuan kalimat dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik (Ida, 2007:20). Menurut Alwi, et. al. (1998) dan Kridalaksana (1985), wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru (Ida, 2007:20).
Berdasarkan pengertian di muka, kalimat merupakan konstruksi besar yang terdiri atas satu kata atau lebih yang berdiri sendiri untuk mengungkapkan suatu konsep pikiran dan mempunyai pola.
2 Struktur Kalimat
Kemampuan membuat kalimat Bahasa Indonesia sederhana adalah kemampuan siswa dalam menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk kalimat. Membuat kalimat perlu memperhatikan dua hal, yaitu substansi dari hasil tulisan itu (ide yang diekspresikan) dan aturan struktur bahasa yang benar (gramatical form and syntactic pattern). Menurut Harris (1988) yang tersedia dalam http://pakguruonli.pendidikan.net diakses pada tanggal 18 Nopember 2007, membuat kalimat termasuk ke dalam kegiatan untuk keterampilan menulis, karena membuat kalimat juga berarti mengungkapkan ide dan berkomunikasi dengan orang lain melalui simbol-simbol bahasa. Kalimat-kalimat yang dibuat dapat berupa kalimat yang paling sederhana. Menurut Suparman (1988), minimal kalimat terdiri atas unsur subyek dan perdikat. Kedua unsur kalimat itu merupakan unsur yang kehadirannya selalu wajib (Ida, 2007:21). Kalimat menjadi kuat dan efektif jika ada hubungan antara subyek dan predikatnya (Widyamartaya, 2006:21). Subyek dan predikat kalimat hendaknya tidak terpisah terlalu jauh agar kesatuan gagasan tetap terjamin.
Kalimat dasar identik dengan kalimat tunggal deklaratif afirmatif yang urutan unsur-unsurnya paling lazim (Alwi, et. al, 1998; Robert Burton, 1997; Chomsky, 1985; Valin dan Lapolla, 1997) mengatakan bahwa kalimat dasar terdiri atas sebuah frase benda (sebagai subyek) dan frase verba (sebagai predikat). Dalam Bahasa Indonesia terdapat lima struktur (pola) kalimat dasar, yaitu:
·         KB + KB (Kata Benda + Kata Benda)
·         KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
·         KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
·         KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
·          KB + KDep. (Kata Benda + Kata Depan).
Pada pola tersebut, kata benda pertama menunjukkan subjek, sedangkan kata benda kedua, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan kata depan sebagai predikat kalimat (Ida, 2007:25).
Kalimat sederhana mengandung dua jabatan kata dalam kalimat, yaitu subyek dan kata kerja (S + P); subyek, kata kerja dan obyek (S+P+O) atau kalimat yang paling lengkap, yaitu: subyek, kata kerja, obyek, dan keterangan (S+P+O+ Ket.). Keterangan harus ditempatkan setepat-tepatnya dan seterang-terangnya dalam kalimat sehingga tidak mengganggu pemahaman. Keterangan yang dimaksudkan disini mencakup atributif, aposisi, adverbial.
3 Macam-macam Kalimat
Menurut Angga (2004:81-89), macam-macam kalimat sebagai berikut:
3.1 Kalimat Berita
Kalimat berita ialah bentuk kalimat yang menyatakan suatu pernyataan berita, baik untuk diketahui diri sendiri atau orang lain.
Contoh:
1) Semalam hujan turun lebat.
2) Kemarin ayah pulang dari Jakarta.
3.2 Kalimat Tanya
Kalimat tanya ialah bentuk susunan kalimat yang masih belum lengkap, karena kalimat tersebut masih membutuhkan suatu jawaban sebagai bagian dari kalimat yang dimaksud.
Contoh:
1) Di mana kamu sekolah?
2) Berapa harga rambutan 1 Kg?
3.3 Kalimat Ajakan
Kalimat ajakan ialah bentuk susunan kalimat yang sebenarnya merupakan kalimat perintah yang diperluas dan berkaitan erat hubungan dengan orang kedua.
Contoh:
1) Tolong, bawakan tas ini.
2) Ayo, kita belajar bersama-sama.
3.4 Kalimat Perintah
Kalimat perintah ialah bentuk susunan kalimat yang menyatakan perintah atau suruhan yang dikerjakan oleh orang kedua serta punya hubungan yang erat sekali.
Contoh:
1) pergilah segera!
2) Buanglah sampah pada tempatnya!
3.5 Kalimat Permintaan
Kalimat permintaan ialah bentuk kalimat ajakan yang diperluas dan pada umumnya desebut juga kalimat permohonan.
Contoh:
1) Kumohon kamu mau menunggu selama 2 jam.
2) Kuharap para undangan berkenan memberikan doa restu kepada mempelai     berdua.
3.6 Kalimat Perjanjian
Kalimat perjanjian ialah bentuk susunan kalimat di mana kalimat itu ada suatu persyaratan sehingga menjadi kalimat yang lengkap.
Contoh:
1) Bila kamu tidak nakal akan kupenuhi permintaanmu.
2) Lunasi hutangmu dulu baru kupinjami lagi.
3.7 Kalimat Aktif
Kalimat aktif ialah bentuk kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan yang mengenai langsung kepada obyeknya.
Contoh:
1) Kakak membeli sepeda.
2) Ibu menggoreng ikan.
3.8 Kalimat Pasif
Kalimat pasif ialah bentuk kalimat yang mana subyeknya dari kalimat tersebut menderita.
Contoh:
1) Tikus digigit kucing.
2) Tono terpeleset jatuh.
3.9 Kalimat Verbal
Kalimat verbal ialah kalimat yang predikatnya tidak termasuk kata benda.
Contoh:
1) Ayah membaca Al-Quran.
2) Ibu merebus singkong.
3.10 Kalimat Nominal
Kalimat nominal ialah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh:
1) Ini rumah Budi.
2) Ini sepeda baru.
3.11 Kalimat Pengharapan
Kalimat pengharapan ialah kalimat yang susunannya mengharapkan sesuatu.
Contoh:
1) Mudah-mudahan ayah cepat pulang.
2) Mudah-mudahan kamu baik-baik saja.
3.12 Kalimat Bersalah
Kalimat Bersalah ialah kalimat yang susunannya menyatakan tindakan
Contoh:
1) Meskipun hujan deras, dia tetap masuk sekolah.
2) Walaupun dia anak orang kaya, namun tidak sombong.
3.13 Kalimat Pengandaian
Kalimat pengandaian ialah kalimat yang mengunakan penyangkalan
Contoh:
1) Seandainya tidak hujan, aku pasti datang tepat waktu.
2) Seandainya kamu rajin belajar, pasti mendapat prestasi baik.
3.14 Kalimat Langsung
Kalimat langsung ialah kalimat yang langsung disampaikan oleh sumbernya atau yang mengucapkan, serta kalimat yang menggunakan tanda petik (“…..”).
Contoh:
1) “Berapa saudaramu semua?” tanya Dewi.
2) “Dimana kamu sekolah?” tanya Yuda.
3.15 Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung ialah kalimat yang tidak langsung disampaikan oleh sumbernya.
Contoh:
1) Ibu mengatakan bahwa saya harus istirahat.
2) Ima mengatakan kepada temannya bahwa ia tadi pagi dibelikan sepeda baru.
3.16 Kalimat Inti
Kalimat inti ialah kalimat yang terdiri dari subyek dan inti predikat.
Contoh:
1) Adik menyanyi.
2) Yuda merokok.
3.17 Kalimat Luas
Kalimat luas ialah kalimat yang terdiri dari subyek, predikat dan diperluas dengan satu atau beberapa unsur tambahan.
Contoh:
1) Anjing berlari kencang.
2) Adik menangis keras-keras.
3.18 Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal ialah kalimat yang terjadi dari satu pola kalimat, yakni satu subyek dan satu predikat.
Contoh:
1) Rudi memancing.
2) Yuda berlari.
3.19 Kalimat Majemuk
a. Kalimat Majemuk Setara ialah kalimat majemuk yang masing-masing penyusunnya dapat berdiri sendiri.
Contoh:
1) Kakak membeli buku dan tas.
2) Ani membeli topi dan sepatu.
b. Kalimat Majemuk Bertingkat ialah kalimat yang penyusunnya tidak dapat berdiri sendiri.
Contoh:
1) Gadis belia itu sedang lari pagi.
2) Ibu pergi ke pasar ketika ayah pulang dari kantor.
3.20 Kalimat Tanya
3.20.1 Pengertian Kalimat Tanya
Kalimat tanya ialah bentuk susunan kalimat yang belum lengkap, karena kalimat tersebut masih membutuhkan suatu jawaban sebagai bagian dari kalimat yang dimaksud (Angga, 2004:81). Kalimat tanya ialah kalimat yang dipergunakan dengan tujuan memperoleh reaksi berupa jawaban dari yang ditanya atau penguatan sesuatu yang telah diketahui oleh penanya. Kalimat tanya diucapkan dengan intonasi menarik pada suku kata akhir. Penulisan kalimat tanya diakhiri dengan tanda tanya (?).
Kalimat tanya dicirikan oleh empat hal, yaitu sebagai berikut:
a.Penggunaan kata tanya: apa, siapa, di mana, bagaimana, mengapa, dan lain-lain.
Contoh:
1) Bagaimana kondisi pengungsi lumpur Lapindo saat ini?
2) Apa Anda sudah berpengalaman di bidang mesin?
b. Penggunaan kata bukan atau tidak.
Contoh:
1) Bukankah ini tas yang kamu bawa?
2) Tidakkah dia merasa aneh dengan sikapmu?
c.Penggunaan klitika –kah pada predikat kalimat yang diubah susunannya SP PS.
Contoh:
1a) Ia lulus tahun ini.
1b) Luluskah ia tahun ini?
2a) Ia sudah Pulang.
2b) Sudah pulangkah ia?
d. Penggunaan intonasi naik pada suku kata akhir.
Contoh:
1a) Ayahnya terlibat perampokan.
1b) Ayahnya terlibat perampokan?
Berdasarkan pengertian di muka, kalimat tanya adalah kalimat yang digunakan dengan tujuan memperoleh reaksi berupa jawaban dari yang ditanya atau penguatan sesuatu yang telah diketahui oleh penanya. Dalam penulisan kalimat tanya selalu diakhiri dengan tanda tanya (?).
3.20.2 Jenis Kalimat Tanya dan Kata Tanya
1) Kalimat Tanya Klarifikasi dan Konfirmasi
Kalimat tanya klarifikasi (penegasan) dan kalimat tanya konfirmasi (penjernihan) ialah kalimat tanya yang disampaikan kepada orang lain untuk tujuan mengukuhkan dan memperjelas persoalan yang sebelumnya telah diketahui oleh penanya. Kalimat tanya ini tidak meminta penjelasan, tapi hanya membutuhkan jawaban pembenaran atau sebaliknya dalam bentuk ucapan ya atau tidak dan benar atau tidak benar.
Contoh kalimat tanya klarifikasi:
a) Benarkah Saudara yang memimpin penelitianmu?
b) Apa benar barang-barang ini milik Anda?
Contoh kalimat tanya konfirmasi:
a) Apakah Saudara mempunyai hubungan erat dengan terdakwa?
b) Apakah ini kunci mobil saudara?
2) Kalimat Tanya Retoris
Kalimat tanya retoris adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban atau tanggapan langsung. Kalimat tanya retoris biasanya digunakan dalam pidato, khotbah, atau orasi. Pertanyaan retoris dikemukakan dengan bermacam-macam maksud sesuai dengan pokok pembicaraan. Pertanyaan retoris bertujuan untuk memberi semangat, menggugah hati, memotivasi, memberi kesadaran, dan sebagainya terhadap audiens atau pendengar.
Contoh kalimat retoris:
a) Apakah kita tega membiarkan mereka kelaparan?
b) Apakah nasib kita akan berubah tanpa ada usaha?
3) Kalimat Tanya Tersamar
Kalimat tanya tersamar adalah bentuk kalimat tanya yang mengacu pada bermacam maksud. Dengan kalimat tanya tersamar, penanya dapat menyampaikan berbagai tujuan seperti, memohon, meminta, menyindir, membiarkan, mengajak, menegaskan, menyetujui, menggugah, melarang, menyuruh, dan sebagainya.
Contoh:
a) Tujuan meminta:
1) Bolehkah saya tahu siapa namamu?
2) Dapatkah kamu menolong saya?
b) Tujuan mengajak:
1) Bagaimana kalau kamu ikut dalam perlombaan sains antarsekolah?
2) Dapatkah kamu menemaniku ke pesta itu nanti malam?
c) Tujuan memohon:
1.      Apakah kamu bersedia menerima lamaran saya?
2.      Bersediakah kamu meminjamkan motormu kepadaku?
d) Tujuan menyuruh:
1.      Bagaimana kalau kamu berangkat ke sekolah sekarang?
2.      Maukah kamu membuatkan kue bolu?
e) Tujuan merayu:
1.      Kapan saya bisa mengajak kamu jalan-jalan?
2.      Jadi kan kamu traktir saya makan hari ini?
f) Tujuan menyindir:
1.      Apa tidak ada orang yang lebih bodoh dari kamu?
2.      Begini caranya kamu berterima kasih?
g) Tujuan menyanggah:
1.      Apa dengan cara ini semua persoalan dapat selesai?
2.      Bagaimana jika kita mencari cara yang lain?
h) Tujuan menyakinkan:
1.      Mestikah saya bersumpah di hadapanmu?
2.      Apa selama ini kata-kata saya cuma pepesan kosong?
i) Tujuan menyetujui:
1.      Tak ada alasan untuk ditolak, bukan?
2.      Apa pantas hal ini saya abaikan?
4) Jenis Kalimat Tanya Biasa
Kalimat tanya biasa disebut juga kalimat tanya untuk menggali informasi. Kalimat untuk menggali informasi biasanya menggunakan kata tanya. Kata tanya yang dipergunakan, dirumuskan dengan 5W+1H, yaitu: what (apa), where (di mana), who (siapa), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana).
Contoh:
a) Apa yang menyebabkan terjadinya kebakaran ini?
b) Dari mana asal api?
c) Siapa yang pertama kali melihat kejadian ini?
d) kapan tepatnya peristiwa itu terjadi?
e) Mengapa pemadam kebakaran terlambat datang?
f) Bagaimana upaya warga menyelamatkan barang-barang dari kebakaran itu?
Menurut Sriwilujeng (2007:3), kata tanya yang diajarkan di kelas IV  SD adalah kata tanya biasa, antara lain:
1) Kata tanya apa digunakan untuk menanyakan peristiwa atau topik yang dibicarakan.
2) Kata tanya siapa digunakan untuk menanyakan orang.
3) Kata tanya di mana digunakan untuk menanyakan tempat kejadian.
4) Kata tanya kapan digunakan untuk menanyakan waktu kejadian.
5) Kata tanya bagaimana digunakan untuk menanyakan urutan kejadian atau cara melakukan sesuatu.
f.  Pengertian penugasan dan latihan
Penugasan dan latihan dapat diartikan sebagai memberikan tugas yang dapat dilakukan siswa secara individu maupun kelompok yang memotivasi siswa untuk belajar secara mandiri .
Dalam pemberian tugas dan latihan haruslah dilakukan dengan cara menyenangkan dengan memberikan kebebasan mengekspresikan perasaan-perasaannya, ide-ide ataupun fantasi-fantasinya yang kadang tidak selalu selaras dengan kenyataan yang sebenarnya.
Pemberian tugas dan latihan akan mengasah kemampuan siswa untuk memahami keterampilan –keterampilan yang terdapat dalam Bahasa Indonesia,karena dengan lebih sering berlatih melalui serangkaian tugas kemampuan siswa akan berkembang sedikit demi sedikit.
Untuk itu diperlukan cara pemberian tugas dan latihan yang tidak monoton dan diselingi permainan untuk memotivasinya.
Agar permainan tidak keluar dari tujuan yang ingin dicapai maka dibutuh persyaratan yang harus disepakatin bersama :
1. Aturan
Aturan permainan harus dipatuhi oleh siswa karena untuk memahami sebuah wacana dan menjawab pertanyaannya siswa harus dapat memahami sebuah kalimat,untuk itu dibutuhkan latihan membuat kalimat melalui permaianan kartu kata..
2. Kedisiplinan
Aturan harus disertai dengan disiplin. Misalnya, siswa harus tapat waktu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
3. Sportifitas
Siswa mau mengakui ketidakmampuannya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan

4. Sosialisasi
Siswa diberi penjelasan bahwa selama 6 bulan kedepan mereka akan belajar dengan program pemberian tugas dan latihan dalam pelajaran bahasa Indonesia dengan tujuan agar keterampilan berbahasa mereka dapat ditingkatkan khususnya dalam pemahaman bacaan dan menjawab pertanyaan.



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SDN Palsigunung khususnya dilaksanakan di kelas IVb semester 2 tahun ajaran 2009/2010. Sekolah ini terletak di pinggiran Jakarta Timur,masuk wilayah Kota Depok di Jl.Menpor, mempunyai 6 kelas, yaitu: kelas 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Jarak dari kecamatan sampai ke lokasi harus menempuh sejauh kira-kira 4 kilometer. Tempat tinggal siswa berjarak kira-kira antara 10 m hingga 1  kilometer, mereka datang ke sekolah dengan berjalan kaki,bersepeda dan mobil angkot.. Jumlah referensi buku pelajaran bahasa Indonesia dirasakan cukup memadai
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian siswa kelas IVb SDN Palsigunung tahun ajaran 2009/2010. Dengan jumlah 37 murid. Murid laki-laki berjumlah 18 dan murid perempuan berjumlah 19.
C. Data dan Sumber Data
Sumber data adalah siswa kelas IVb SDN  Palsigunung dan tim peneliti. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Data kualitatif berasal dari hasil pengamatan siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia melalui penugasan dan latihan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pertama diadakan tes awal untuk mendapatkan data pendukung yang akurat sehingga mempunyai dasar yang kuat untuk melaksanakan penelitian. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan segala perangkat yang akan digunakan selama penelitian berlangsung, seperti pembuatan perangkat pembelajaran, Rencana Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa untuk setiap pertemuan, dan beberapa instrumen lain seperti lembar tes, observasi, analisis, pedoman wawancara, catatan lapangan dan kartu kata

E. Teknis Analisis data
Data dianalisis berdasarkan perubahan setiap siklus tentang keterampilan siswa dalam membuat kalimat yang runtut. Hasil analisis refleksi pertama, yang berasal dari jurnal dan observasi kelas digunakan sebagai acuan untuk menentukan tahapan siklus berikutnya. Siklus berikutnya diharapkan ada peningkatan/perubahan tingkah laku maupun kreatifitas dalam hal membuat kalimat. dan menjawab pertanyaan.
F. Rancangan Penelitian
1. Perencanaan Awal
Penelitian Tindakan Kelas pada tahap perencanaan awal dilakukan dengan 2 siklus selama semester kedua Siklus pertama dilakukan dalam 2 jam pelajaran, dengan tema peristiwa (pengumuman). Siklus kedua dilakukan dalam 2 jam pelajaran, dengan tema peristiwa ( pengumuman).  Sehingga seluruhnya berjumlah 4 jam pelajaran. Penelitian ini diharapkan setiap siklus terjadi perubahan yang ingin dicapai.
2. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dilakukan dengan membuat segala sesuatu yang diperlukan seperti: Perangkat Pembelajaran (RP), Lembar Kerja Siswa (LKS) mini, kartu kata,dan wacana bacaan  sebanyak 7 set, dan beberapa instrument pendukung seperti: tes, observasi dan wawancara. Dalam perencanaan tindakan ini peneliti akan membuat skenario pembelajaran yang dituangkan dalam RPP.
3. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas IV dengan berkolaborasi dengan guru kelas III dan kelas II. Hal ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui perkembangan sebelum naik kelas IV, mengenai bagaimana hasil belajar dan keterampilan dalam keterampilan berbahasa. Penelitian ini dilakukan pada semester dua.
4. Observasi
Observasi terhadap dampak tindakan dilakukan secara kontinyu dan dengan berbagai cara. Berarti dilakukan secara terus-menerus, baik dalam proses pembelajaran maupun pada hasil belajar. Proses pengamatan terutama ditujukan pada perkembangan pemahaman siswa dengan acuan respon siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan, pemahaman dan atau kemungkinan siswa berpartisipasi dalam diskusi-diskusi atau pemecahan masalah.
5. Refleksi
Peneliti melakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Hal ini dilakukan agar pada siklus selanjutnya hambatan yang dihadapi berkurang.
G. Jadwal Penelitian
Kegiatan penelitian dimulai dari Januari 2010 sampai dengan Juni 2010 ,seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini .
No
Nama Kegiatan
Bulan ke …..
01
02
03
04
05
06
1
Perencanaan
v





2
Persiapan

v




3
Pelaksanaan


v



4
Monitoring


v



5
Seminar



v


6
Penyusunan Laporan




v

7
Peloporan





V









BAB IV
HASIL , ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.        HASIL DAN ANALISIS
            Analisis reflektif berasal dari dua kata yaitu analisis dan reflektif, analisis artinya mengkaji suatu objek diuraikan menjadi bagian – bagian dicermati unsur – unsurnya  sedangkan refleksi artinya upaya membuat deduksi dan induksisecara tepat tanpa harus melengkapi syarat penuh tuntas namun cepat dalam menemukan gagasan – gagasan kunci dengan menampilkan mutu kinerja yang tinggi ( DepDikBud ,1999:43 ) . Agar pembelajaran tetap berhasil, maka guru terlebih lagi ketika berperan sebagai pelaksana PTK harus melakukan refleksi dalam arti merenungkan secara intens apa yang telah dialaminya serta mengkaji , memilih dan melaksanakan alternatif  solusi untuk mewujudkan apa yang dikehendaki . Pembelajaran dalam PTK diterapkan dalam bentuk siklus atau proses spiral, guru secara terus menerus mengkaji dan mengevaluasi kegiatan pembelajarannya. Dari uraian di atas , maka analisis dan reflektif  diartikan sebagai upaya menelaah kegiatan pembelajaran yang berkesinambungan antara analisis , refleksi dan merancang tindakan dalam upaya mencapai tujuan PTK.
            Refleksi dalam penelitian ini dilakukan sampai pada pelaksanaan tindakan kedua . Analisis pelaksanaan tindakan , obeservasi dan refleksi diungkap tiap siklus .Sebelum pembelajaran ,dilakukan test awal (pretest) untuk mengungkap pengetahuan siswatentang konsep 1) pengertian  pengumuman : 2) pokok – pokok pengumuman : 3) kalimat dalam pengumuman .Selanjutnya diberikan pembelajaran dengan mengacu pada konsepsi awal siswa dari hasil pretest.
            Analisis penelitian dikelompokkan menjadi : 1)Analisis proses pembelajaran  seperti , tindakan hasil observasi tindakan kelas dan refleksi diuraikan secara urut tiap siklus : 2) Analisis hasil belajar terdiri  dari hasil test kemampuan awal siswa dan test akhir siswa : 3) Analisis respon siswa setelah proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode penugasan dan latihan ,sumber data .Hasil observasi on-task,hasil observasi ketka siswa melakukan latihan menyimak ,menulis dan membaca , hasil observasi saat siswa melakukan diskusi dan hasil angket siswa terhadap pembelajaran : 4) Analisis respon guru setelah proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode penugasan dan latihan .Sumber data hasil wawancara dan observasi dengan guru mitra : 5) Analisis kendala – kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan dan latihan .Sumber data hasil wawancara dan observasi  guru mitra.

B.        Deskripsi Konsep Awal Siswa
1.         Deskripsi Konsep Awal Siswa tentang  Pengumuman merupakan kabar atau berita yang disampaikan secara lisan atau tulisan dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat ..
TABEL IV.1
KONSEP AWAL SISWA TENTANG PENGUMUMAN MERUPAKAN KABAR ATAU BERITA YANG DISAMPAIKAN SECARA LISAN ATAU TULISAN DENGAN TUJUAN MEMBERIKAN INFORMASI KEPADA MASYARAKAT
No
Konsep
Konsep Awal
F
%
1.
Kabar atau berita yang disampaikan secara lisan atau tulisan dengan tujuan memberikan informasi tentang suatu peristiwa disebut…
a.iklan
b.undangan
c.pengumuman
d.surat dinas
8
7
19
3
21,6
18.9
51,3
8,1
2.
Jenis pengumuman  lisan yang sering kita dengar di lingkungan tempat tinggal kita adalah…
a.ulang tahun
b.kematian
c.pesta pernikahan
d. kenduri
8
7
15
6
21,6
18,9
40,5
16,2
3.
Pengumuman
Kepada warga RT 05 /RW 016 akan diadakan kerja bakti membersihkan lingkungan.
Hari/tanggal     : Minggu ,16 Juni 2010
Waktu              : 07.00 – selesai
Bagi warga dimohon membawa alat kebersihan dari rumahnya masing-masing
                                                                TTD
                                                          Ketua RT 05
Isi pengumuman di atas adalah…
a.pemberitahuan kepada warga
b.kerja bakti
c.kumpul-kumpul
d.pengumuman
7
19
8
3
18,6
51,3
21,6
8,1
4.
Kalimat yang digunakan dalam pengumuman adalah…
a.baku , sopan dan mudah dimengerti
b.sederhana , sopan dan sulit dimengerti
c.baku  , tidak sopan dan sulit dimengerti
d.sederhana , tidak sopan dan mudah dimengerti
10
9
8
10
27
24,3
21,6
27
5.
“Teman-teman ,Ade tadi menemukan sebuah buku cerita di bangku taman.Bagi teman – teman yang merasa kehilangan buku dapat menghubungi Pak Maman di ruang guru”.
Pengumuman di atas kurang lengkap informasinya,yaitu…
a.warna buku
b.judul buku
c.harga buku
d.ketebalan buku
7
19
5
6
18,6
51,3
13,5
16,2

Rata – rata

44,2
Keterangan :cetak tebal adalah jawaban yang sesuai dengan konsep ilmiah

Tabel IV.1 di atas menunjukan prosentasi konsepsi awal tentang pengumuman merupakan kabar atau berita yang disampaikan secara lisan atau tulisan dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat masih rendah yaitu 44,2 %.Pada konsep ini banyak ditemukan jawaban siswa yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah (miskonsepsi) yaitu 55,8 % ,antara lain kesatu kabar berita yang disampaikan secara lisan atau tulisan dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat disebut pengumuman kedua jenis pengumuman lisan yang sering kita dengar di lingkungan tempat tinggal adalah undangan.Dengan melihat gambaran ini ,maka konsepsi awal siswa perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan pembelajaran agar siswa yang jawabannya belum sesuai dengan konsep ilmiah segera dapat diatasi.

2.Deskripsi Konsepsi Awal Siswa tentang Pengumuman Tertulis
Gambaran konsep awal siswa tentang pengumuman tertulis .
TABEL IV.1
KONSEPSI AWAL SISWA TENTANG PENGUMUMAN TERTULIS
No
Konsep
Konsep Awal
F
%

PENGUMUMAN
Nomor:02/kw/2007
    Diumukan kepada siswa SDN Palsigunung bahwa dalam rangka mengisi kegiatan liburan sekolah,siswa kelas IV-VI akan mengadakan kunjungan ke Museum Fatahilah dan TMII.Kunjungan akan dilaksanakan pada :
Hari /Tanggal          : Sabtu,7 Juli 2007
Waktu                      : pukul 06.00 (berkumpul di sekolah)
Hal-hal yang perlu adalah sebagai berikut:
1.Peserta mendaftarkan diri paling lambat tanggal 25 Juni 2007
2.Biaya perjalanan sebesar Rp.25.000,00
3.Biaya makan selama perjalanan ditanggung panitia
4.Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ,peserta diharapkan menjaga kondisi kesehatan sebelum dan selama perjalanan
     Demikian pengumuman ini ,untuk informasi lebih lanjut dapat ditanyakan kepada panitia.
                                              Palsigunung,20 Juni 2007
                                             Ketua Panitia karyawisata
                                                   


                                                              Aryanti



1.
Yang disampaikan pada pengumuman di atas adalah…
a.tentang karyawisata
b.tentang liburan
c.tentang kondisi kesehatan siswa
d.tentang pembayaran biaya perjalanan
26
  5
  4
  2
70,3
13,5
10,8
   5,4



2.
Kapan kegiatan tersebut dapat dilaksanakan
a.5 Juli 2007
b.6 Juli 2007
c.7 Juli 2007
d.8 Juli 2007
37
100
3.
Kegiatan tersebut akan dilaksanakan dimana…
a. Museum Fatahillah
b.TMII
c.Museum Fatahillah dan TMII
d.Museum TMII
8
7
20
2
21,6
18,9
54,1
   5,4
4.
Yang menyampaikan pengumuman tersebut adalah…
a.Sinta
b.Aryati
c.Panitia
d.Aryanti
4
3
2
30
10,8
   8,1
   5,4
75,7

5.
Apakah yang akan disampaikan berkaitan dengan pengumuman…
a.biaya pendaftaran
b.konsumsi
c.tujuan
d.menjaga kesehatan
26
  2
   4
   5
70,8
   5,4
10,3
13,5

Rata-rata



 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pemahaman siswa terhadap pengumuman mengalami peningkatan,yaitu 74,18 %

C.Tindakan Pembelajaran
1.Tindakan Pembelajaran Siklus 1
Berisi kegiatan pembelajaran yang berpedoman RPP pada lampiran.Konsep yang akan dibahas adalah tentang Pengumuman merupakan kabar atau berita yang disampaikan secara lisan atau tulisan dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat.Tentang konsep ini tertera pada tabel IV.1 .Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan dan latihan yang terdiri dari ; 1)Tahap pemberian tugas 2)Tahap pelaksanaan tugas 3) Tahap pertanggungjawaban tugas dan penelitian.Pada kegiatan apersepsi guru memulai dengan Tanya jawab mengenai pengumuman
Untuk membantu pemahaman siswa terhadap konsep Bahasa Indonesia tentang pengumuman guru menggunakan contoh pengumuman yang telah diperbesar.
Pada tahap pemberian tugas guru minta salah seorang siswa membacakan pengumuman yang diambil dari Koran. Dan mengajukan pertanyaan pertanyaan yang berkaitan dengan isi pengumuman.Seterusnya dilanjutkan dengan tahap siswa berlatih membuat pengumuman sederhana .
Pada tahap pertanggung jawaban tugas siswa membacakan pengumuman yang dibuatnya dan siswa lain memberikan pendapat terhadap pengumuman yang dibuat siswa lain dari segi kalimat,tata bahasa dan informasi yang disampaikan..Dilanjutkan dengan Tanya jawab tentang pengaplikasian penulisan pengumuman dalam kehidupan sehari-hari.

2.Observasi
Hasil observasi pada tindakan pembelajaran  1 adalah sebagai berikut : Pada kegiatan Apersepsi guru sekaligus peneliti berusaha menarik perhatian siswa agar aktif mengikuti pembelajaran tetapi masih ada siswa kurang perhatian,sehingga guru perlu menegur siswa tersebut dan memberi peringatan.Dalam kegiatan tanya jawab hanya sebagian siswa yang aktif atau mengerluarkan pendapat menganai kehidupan sehari-hari.Untuk membantu pemahaman siswa terhadap konsep guru meggunakan pengumuman yang diperbesar dan rekaman suara orang yang mengumumkan suatu kejadian.Pada saat latihan membuat pengumuman ada sebagian siswa yang menyalin pengumuman yang dibuat siswa lain.Dalam mengemukakan pendapat terhadap hasil siswa lain  masih ada siswa yang belum sesuai dengan konsep.

3.Refleksi 1
Berdasarkan temuan – temuan pada saat observasi tindakan 1 maka pada tindakan 2 perlu perbaikan antara lain:mengaitkan konsep pada apresiasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari,memperbaiki tata bahasa siswa ,cara penulisan pengumuman dan cara membacakan pengumuman sehingga siswa dapat memahami konsep yang benar tentang pengumuman .
Pada sat memberika tugas /latihan membuat pengumuman guru menjelaskan terlebih dahulu tentang cirri-ciri pengumuman dan langkah –langkah pembuatan pengumuman.Pelaksanaan pembelajaran 1 dilaksanakan selama 70 menit apersepsi 10 menit ,inti kegiatan 50 menit dan penutup 10 menit sesuai dengan yang telah direncanakan.

D.Tindakan Pembelajran Siklus 2
1. Tindakan 2
Kegiatan masih menggunakan rencana pembelajran yang sama dengan kegiatan inti yang lebih memperhatikan pada kegiatan siswa dalam pembelajaran dimana siswa diperbolehkan membawa contoh – contoh pengumuman dari majalah ,Koran ataupun pengumuman yang tidak dipergunakan lagi.
Pada kegiatan apersepsi siswa diminta membacakan pengumuman yang dibawanya.Kemudian guru menanyakan isi pengumuman yang dibaca siswa.Siswa juga diajak untuk membandingkan dua pengumuman yang dibacakan siswa lain dan penyebutkan perbedaan dan persamaannya.Ini dilakukan untuk lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep pengumuman,kata,kalimat,tanda baca dan isi pengumuman.Pada kegiatan inti siswa berlatih membuat pengumuman dengan tema yang telah ditentukan oleh guru dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan.Pada tahap selanjutnya siswa membacakan hasil karyanya dan memberikan tanggapan pada siswa lain.

E.Analisis Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Pokok Bahasan Pengumuman  Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia  Kelas IV SD dengan Metode Penugasan dan Latihan
Respon siswa terhadap pembelajaran pokok bahasan pengumuman dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia  adalah respon yang diberikan siswa ketika pembelajaran berlangsung dan tanggapan siswa setelah pembelajaran tersebut selesai.Dari hasil tanya jawab dengan siswa setelah pembelajaran diketahuan bahwa sebagian siswa suka pelajaran Bahasa Indonesia  karena dapat membaca cerita –cerita dongeng yang menarik,sedangkan sebagian lagi merasa pelajaran Bahasa Indonesia sangat membosankan karena hanya harus membaca menjawab pertanyaan dan menulis..
Respon siswa ketika ditanya tentang pembelajaran yang telah dilakukan hari ini,mereka berpendapat jalannya pembelajaran hari ini sangat menarik karena mereka tidak melulu membaca dan menulis tetapi juga mendengarkan dan diajak mengungkapkan pendapat mereka tentang hasil karya siswa lain.Siswa juga menyatakan bahwa sangat sulit membedakan mana kosa kata Bahasa Indonesia yang benar dan bahasa daerah jika tidak membandingkan dua pengumuman yang mereka bawa hari ini.

F.Analisis Respon Guru setelah Pembelajran Pokok Bahasan Pengumuman Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD Dengan Metode Penugasan dan Latihan
Respon guru diperoleh daritanya jawab dan diskusi dengan rekan sejawat dan guru mitra tentang pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggali ide-ide yang didapat dari siswa dalam pembelajaran ,yang  menjadikan guru lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran..
Metode penugasan dan latihan sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia,karena dengan menggunakan metode penugasan dan latihan siswa diajak untuk lebih aktif mencari informasi pelajaran dan mengembangkan kemampuan kosa kata siswa sehingga siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan lebih baik.

G.Analisa Kendala Guru Dalam Pembelajaran Pokok Bahasan Pengumuman Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD Dengan Metode Penugasan dan Latihan.

Dari Hasil pengamatan peneliti dan wawancara dengan siswa dan wawancara dengan guru mitra ,diperoleh kendala – kendala dalam pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan dan latihan ,sebagai berikut :
1.Guru sulit mengungkap konsep awal siswa dalam pengembangnya dalam pembelajaran
2.Guru memerlukan waktu lebih lama untuk membuat LKS,petunjuk kegiatan dan mengajak siswa untuk lebih aktif
3.Guru kesulitan mengembangkan pembelajaran karena kurangnya kosa kata Bahasa Indonesia yang dikuasai siswa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebelum prose pembelajaran,siswa kelas IV SDN.Palsigunung pada umumnya telah memiliki konsep awal tentang pengumuman sebagai sebuah informasi
2. Setelah proses pembelajaran pokok bahasan pengumuman dengan menggunakan metode penugasan dan latihan terjadi perubahan konsepsi siswa tentang pengumuman.Perubahan konsepsi yang terjadi pada siswa tergolongan perluasan pemahaman siswa terhadap konsep pengumuman dan koseptuali ulang.Tetapi masih ada siswa yang konsepnya belum berubah dan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
3. Respon siswa terhadap pembelajaran  setelah menggunakan metode penugasan dan latihan ,siswa sangat senang karena mereka diberi kesempatan untuk mencari informasi , menyampaikan , menemukan perbedaannya dan menyusun informasi tersebut untuk kemudian dibacakan kembali.
4. Respon Guru terhadap pembelajaran dengan metode penugasan dan latihan ,menjadikan guru lebih kreatif dalam menyelesaikan masalah pembelajaran dan meningkatkan aktivitas siswa di dalam kelas.
5. Kendala –kendala guru dalam menggunakan metode penugasan dan latihan adalah 1)diperlukannya persiapan pembelajaran yang lebih lengkap dan terperinci 2)membimbing dan mengajak siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

B. Saran
Untuk meningkatkan dan mencari alternative pemecahan masalah dalam pembelajaran Bahasa Indonesiadi SD maka dapat dikemukan saran-saran sebagai berikut :
1.Kepada Guru Sekolah Dasar
a. Dalam setiap pembelajaran Bahasa Indonesia hendaklah memperhatikan dan mengembangkan konsep awal siswa ,sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik
b. Kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di SD hendaklah terus ditingkatkan ,untuk menarik dan meningkatkan minat siswa secara dini terhadap  Bahasa Indonesia,maka metode penugasan dan latihan yang divariasikan dengan metode lainnya dapat digunakan untuk meningkap pemahaman siswa terhadap konsep , keterampilan dan sikap siswa.
C,Dalam setiap pembelajaran hendaklah guru mengaitkan konsep –konsep yang dibahas dengan fenomena yang terjadi di lingkungan .

2.Kepada Peneliti Lain
Disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang efektifitas penerapan metode penugasan dan latihan.Selain itu perlu lebih banyak lagi dilakukanpenelitian tindakan untukmenerapkan model pembelajaran yang lain di SD.



























DAFTAR PUSTAKA



Hernowo, Quantum Writing. Bandung: Mizan Learning Center. 2003.

Karsimin, Akung Keterampilan Dasar Mengajar (Modul Umum). Departemen

Pendidkan Nasional, Direktoratt Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Dierktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 2002.

Nasution. Berbagai Pendidikan dalam Proses Belajar dan Mengajar.. Jakarta : PT Bina Aksara. 1984.


Parera, J.D., Leksikon. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993.


Purwanto, Ngalim dan Djenian Alim. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Bandung: PT Rosda Jaya Putra, 1997.

Saliwangi, Basennang. Pengantar Strategi Belajar Bahasa Indonesia.
Malang: IKIP Malang, 1989.

Sudarmanto, Y.B. Tuntutan Metodologi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. 1993.

Djoyo Tarigan, Drs. Pendidikan dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah.

Santosa, Puji (2003). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Jakarta: Universitas Terbuka.

 Wadhani, I. G. A. K. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

 Winataputra, Udin S. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yusuf, Syamsuddin. (2004). Bina Bahasa dan Sastra Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBELAJARAN MENDALAM DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK FASE A (KELAS 1 DAN 2 )