PTK
PTK
PENGGUNAAN METODE OBSERVASI DAN PENUGASAN MATA PELAJARAN IPS DENGAN MATERI LINGKUNGAN ALAMI DAN BUATAN DI KELAS III SDN.PALSIGUNUNG
Oleh
Nurul Fatma Hudha
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
IPS di Sekolah Dasar ( SD ) bertujuan memberikan memberikan kemampuan dasar “
nilai dan sikap, keterampilan intelektual / keterampilan analisis, personal dan
social “, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa yang
sesuai dengan tngkat perkembangannya.
Landasan
penyusunan Kurikulum IPS SD tahun 2006 tidak lepas dari Pendidikan Nasional
yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila
dan Undang – Undang Dasar 1945. UUD 1945 mengamanatkan upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang – undang. UU sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan nasional adalah
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
Berdasarkan
kurikulum 2006, pembelajaran IPS kelas 3 SD di fokuskan pada:
1. Mengindentifikasi
peristiwa, fakta, konsep, generalisasi ilmu pengetahuan.
2. Mengindentifikasi
nilai dan sikap.
3. Mengindentifikasi
keterampilan intelektual, personal, dan social.
4. Memberikan
contoh keterikatan antara peristiwa, fakta, konsep, generalisasi ilmu dengan
nilai dan sikap serta keterampilan intelektual, personal dan sosial.
Dalam proses belajar mengajar terdiri dari
beberapa komponen. Komponen yang satu dengan yang lainnya merupakan satu
kesatuan yang utuh dan saling melengkapi. Salah satu contoh komponen pembelajaran yaitu metode,
dengan menggunakan salah satu metode harus didukung dengan lingkungan kelas
yang memadai dan keterampilan guru dalam menggunakan
metode tersebut.
Dalam pembelajaran IPS di kelas III SDN .PALSIGUNUNG, banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah. Adapun faktor penyebab terjadinya masalah tersebut adalah siswa kurang memahami penjelasan dari guru yang tidak mengaitkan materi dengan lingkungan yang ada di sekitar siswa, guru belum menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran dan guru belum menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber pembelajaran.
Upaya guru untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menerapkan metode penugasan, menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dan menjelaskan langkah-langkah dalam melaksanakan metode penugasan, agar dalam kegiatan pembelajaran lebih terarah.
Dengan menggunakan metode observasi dan penggunaan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam materi jenis-jenis pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa dan dapat meningkatkan prestasi belajar secara maksimal.
Dalam pembelajaran IPS di kelas III SDN .PALSIGUNUNG, banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah. Adapun faktor penyebab terjadinya masalah tersebut adalah siswa kurang memahami penjelasan dari guru yang tidak mengaitkan materi dengan lingkungan yang ada di sekitar siswa, guru belum menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran dan guru belum menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber pembelajaran.
Upaya guru untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menerapkan metode penugasan, menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dan menjelaskan langkah-langkah dalam melaksanakan metode penugasan, agar dalam kegiatan pembelajaran lebih terarah.
Dengan menggunakan metode observasi dan penggunaan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam materi jenis-jenis pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa dan dapat meningkatkan prestasi belajar secara maksimal.
- Identifikasi Masalah
Peneliti merasakan adanya
masalah yang terjadi di dalam kelas dan merasa risau dengan kemampuan siswa
menyederhanakan pecahan dan melihat kembali pembelajaran yang telah
berlangsung, mencari kesalahan – kesalahan dalam pembelajaran melalui refleksi
diri dan mendiskusikannya dengan rekan sejawat sehingga diperoleh gambaran
nyata sebagai berikut :
- Apakah penyebab ketidak mampuan
siswa dalam memahami materi
lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah ?
- Apakah ketidakmampuan siswa dalam kegiatan mengobservasi lingkungan
menyebabkan siswa dalam memahami materi lingkungan alam dan buatan di
sekitar rumah dan sekolah ?
- Apakah kurangnya minat siswa dalam kegiatan mengobservasi lingkungan menyebabkan
siswa dalam memahami materi lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah
dan sekolah ?
4. Apakah
perilaku guru dalam pembelajaran mempengaruhi perilaku siswa terhadap
pembelajaran ?
5. Apakah
kurangnya dukungan dan motivasi mempengaruhi minat siswa dalam belajar IPS?
- Analisis Masalah
Berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan guru selaku peneliti membuat rencana pemecahan masalah sebagai
berikut:
1.
Memberikan penugasan
mengobservasi lingkungan sekolah dan mencatat lingkungan alam dan buatan di
sekitar sekolah.
2.
Melibatkan siswa dalam
kegiatan observasi lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah.
3.
Guru member penjelasan yang
dapat dipahami siswa dalam memberi tugas
kegiatan observasi.
4.
Memotivasi siswa kelas III SDN. PALSIGUNUNG dalam kegiatan
obeservasi sehingga dapat mengembangkan
kemampuan siswa dalam memahami lingkungan buatan dan lingkungan alami
5. Dengan
observasi dan penugasan siswa dapat memahami lingkungan alami dan lingkungan
buatan.
6. Hasil
yang dicapai setelah melaksanakan abservasi dan penugasan dapat meningkatkan
nilai siswa pada mata pelajaran IPS lebih baik dari sebelumnya.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
muka, maka penelitian ini akan berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan
observasi dan penugasan untuk mengefektifkannva pembelajaran IPS sehingga
secara khusus dapat meningkatkan kemampuan pemahaman terhadap lingkungan alami
dan buatan pada siswa kelas III SDN. PALSIGUNUNG. Kejelasan fokus penelitian ini
akan tampak dalam pertanyaan penelitian
berikut ini:
”Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan
pemahaman pembelajaran IPS materi lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah
dan sekolah di kelas III Sekolah Dasar melalui metode observasi,penugasan dan
penggunaan lingkungan sebagai sumber pembelajaran?”
D.Tujuan Penelitia
Tujuan penelitian ini dimaksud
untuk mengetahui apakah penggunaan metode observasi dan penugasan dapat
meningkatkan pemahaman siswa kelas III SDN.PALSIGUNUNG pada materi lingkungan alami dan buatan.
Tujuan penelitian di atas dapat
dirumuskan sebagai berikut.
- Meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS
melalui metode observasi dan penugasan.
- Meningkatkan
kemampuan pemahaman lingkungan alami dan buatan melalui observasi dan penugasan pada
siswa kelas III SDN.PALSIGUNUNG.
E. Manfaat
Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan konstribusi dan manfaat.
Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan konstribusi dan manfaat.
- Bagi Siswa
Penelitian ini
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami lingkungan alami dan buatan.
Selain itu, melalui metode observasi dan penugasan, siswa termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran IPS.
2.
Bagi Guru
Penelitian ini
dapat memacu guru agar lebih kreatif dan
dapat memperbaiki kelemahan – kelemahan yang ada pada dirinya, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan
bervariasi.
3.
Bagi teman sejawat
Penelitian ini
dapat membangun kerjasama yang harmonis sehingga dapat memecahkan masalah
serupa di masa yang akan datang.
- Bagi Sekolah
Penelitian ini
dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, khususnya pada mata pelajaran
IPS. Sekolah dapat meningkatkan fasilitas pembelajaran yang dibutuhkan siswa
dan guru.
.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PEMBELAJARAN HUMANISTIK
Belajar lebih
dari sekedar mengingat. Bagi siswa untuk dapat benar – benar mengerti dan dapat
menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus belajar memecahkan masalah, menemukan
sesuatu bagi dirinya sendiri, dan selalu bergaul dengan ide – ide. Tugas
pendidik tidak hanya menuangkan sejumlah informasi ke dalam benak siswa, tetapi
mengusahakan menanamkan konsep yang penting dalam diri siswa.
Pandangan
tentang pembelajaran Humanistik, ada 3 yaitu :
1.Pandangan Progresif
Pandangan
progresif memfokuskan kepada anak yang mau belajar daripada sebagai subyek
belajar. Masyarakat pendidikan menghendaki agar pengajaran memperhatikan minat,
keutuhan, dan kesiapan anak untuk belajar unuk mencapai tujuan – tujuan sosial
sekolah. John Dewey sebagai tokoh progresif memandang siswa sebagai makhluk
sosial yang aktif dan ngin memahami lingkungan dimana siswa berada, lingkungan
kehidupan manusia secara personal maupun kolektif (social ).
Kemampuan sosial
dan personal siswa dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan adalah membangun
dan mengorganisasikan kembali pengalaman yang mampu pemberian makna terhadap
kehidupan siswa dan dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan persoalan – persoalan yang akan dihadapi
di masa yang akan datang.
Pandangan
progresif menghendaki perubahan dalam situasi pendidikan, antara lain:
pengalaman, memberi motivasi bukan perintah, melibatkan siswa dalam situasi
sekolah, menyadarkan siswa bahwa hidup ini dinamis ( selalu berubah ).
Terdapat lima
prinsip pendidikan progresif dalam Ihat Hatimah (2007:1.18), yaitu :
(1)
Berikan kebenaran pada siswa
untuk berkembang secara alami.
(2)
Minat dan pengalaman langsung
merupakan rangsangan yang paling baik untuk belajar.
(3)
Guru memiliki peran sebagai
narasumber dan pembimbing kegiatan belajar.
(4)
Mengembangkan kerjasama antara
sekolah dengan keluarga.
(5)
Sekolah progresif harus menjadi
laboratorium reformasi dan pengujian pendidikan.
2.Pandangan Sosialkultur Konstruktivis
Konstruktivis
lahir dari gagasan Piaget dan Vygotky, dimana keduanya menekankan bahwa
perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi – konsepsi yang telah dipahami
sebelumnya diolah melalui suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memahami
informasi – informasi baru. Konstruktivis modern banyak berlandasan pada teori
Vygotsky, yang telah digunakan dalam menunjang metode pengajaran yang
menekankan pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, dan
penemuan.
Langkah –
langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Suciati dan Prasetya Irawan (2001)
dengan pendekatan teori humanistik adalah :
a.
Menemukan tujuan – tujuan
pembelajaran.
b.
Menentukan materi pelajaran.
c.
Mengindentifikasi kemampuan awal
siswa.
d.
Mengindentifikasi topik – topik
pelajaran yang memungkinkan siswa aktif melibatkan diri dalam belajar.
e.
Merancang fasilitas belajar
seperti lingkungan dan media pembelajaran.
f.
Membimbing siswa belajar secara
aktif.
B. Belajar
Belajar adalah
terjadinya perubahan pada diri orang belajar karena pengalaman ( Darsono
dkk,2000:4 ). Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa beubah kearah yang lebih baik (
Darsono dkk,2000:24).Ada beberapa definisi belajar menurut beberapa pakar
psikologi pendidikan dalam Moh Rosyid (2006:9) diantaranya Gagne(1977), belajar
merupakan perubahan kecakapan yang berlangsung dalam peiode tertentu yang bukan
berasal dari proses pertumbuhan ( fisik), Morgan,at.al ( 1986 ), belajar
merupakan perubahan relatif permanen karena hasil praktek atau pengalaman.
Slavein (1994), belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh
pengalaman (experience). Menurut Slamento dalam Syaiful Bahri ((2002:13),
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara menyeluruh, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut
Skinner ( 1985) dalam Muhibbin Syah ( 2000:89), belajar merupakan suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
Habermas (
Rene,1996), belajar baru terjadi jika ada interaksi antar individu dengan
lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud adalah lingkungan alam maupun
lingkungan sosial sebab keduanya tidak dapat dipisahkan (Ihat Hatimah dkk
:1.8). James O,Wittaker dalam Wasty Soemanto (1999:104), belajar sebagai proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Belajar merupakan merupakan proses dasar perkembangan manusia, dengan belajar
manusia melakukan perubahan – perubahan kualitatif individu sehingga tingkah
lakunya berkembang. Semua aktifitas dan prestasi hidup manusia adalah hasil
dari belajar. Belajar adalah suatu proses bukan suatu hasil. Karena itu belajar
berlangsung secara aktif dan intergratif dengan menggunakan berbagai bentuk
perubahan untuk mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan
pengertian di muka, belajar adalah kegiatan atau proses manusia untuk berubah
menjadi lebih baik, dari tidak tahu menjadi tahu. Kegiatan belajar terjadi
terus menerus atau belajar sepanjang hayat. Memahami lingkungan juga merupakan
kegiatan belajar. Lingkungan belajar mempunyai pengaruh yang besar terhadap
hasil belajar siswa. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan alam dan
lingkungan sosial. Keduanya tidak dapat dipisahkan karena saling mempengaruhi.
C. Hasil Belajar
Secara formal
hasil belajar dapat didefinikan tingkah laku yang dikaitkan dengan kegiatan
sekolah. Belajar merupakan fisik atau badaniah yang hasilnya berupa perubahan –
perubahan dalam fisik itu, misalnya, dapat berlari, mengendarai, berjalan, dan
sebagainya. Belajar selain merupakan aktivitas fisik juga merupakan kegiatan
rohani atau psikis.
Hasil belajar
pada dasarnya adalah hasil yang dicapai dalam usaha penguasaan materi dan ilmu
pengetahuan yang merupakan suatu
kegiatan terbentuknya suatu kepribadian yang utuh.
Keberhasilan
hasil belajar dipengaruhi faktor – faktor,antara lain :
(1) Faktor
yang ada pada diri siswa yang disebut faktor individu ( intern), yang meliputi:
a)
Faktor biologis, meliputi kesehatan,
gizi, penglhatan, dan pendengaran.
b)
Faktor psikologi, meliputi
intelegensi, minat, dan motivasi serta perhatian ingatan berpikir.
c)
Faktor kelelahan, meliputi
kelelahan jasmani dan rohani
(2)
Faktor yang ada di luar diri
siswa yang disebut faktor ekstem,yang meliputi:
a)
Faktor keluarga, keluarga
merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama.
b)
Faktor sekolah, meliputi metode
mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan
disiplin di sekolah
c)
Faktor masyarakat, meliputi
bentuk kehidupa masyarakat di sekitar siswa mempengaruhi hasil belajar siswa
Berdasarkan
faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dikaji bahwa belajar merupakan
kegiatan yang cukup komplek. Aktivitas belajar siswa tidak selalu menghasilkan
hasil belajar yang baik tergantung keadaan dalam diri siswa dan di luar diri
siswa pada saat aktivitas tersebut berlangsung.
E.
Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang dapat
diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk
melakukan aktivitas – aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Namun
pada intinya motivasi merupakan kondisi psikologi yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan,
sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin
melakukan aktivitas belajar.
Dalam buku
psikologi pendidikan Drs. M. Dalyono memaparkan bahwa motivasi adalah daya
penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari
dan juga dari luar ( Dalyono, 2005:55).
Dalam bukunya
Ngalim Purwanto, Sartain mengatakan bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang
komplek di dalam suatu individu yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu
tujuan (goal) atau perangsang (incentive).Tujuan adalah yang
membatasi/menentukan tingkah laku individu itu ( Ngalim Purwanto,2007:61).
Sardiman
menyatakan bahwa motivasi itu sangat bervariasi,dapat dilihat dari berbagai
sudut, antara lain :
(1)
Motivasi dilihat dari dasar
terbentuknya
a.
Motif – motif bawaan, yaitu motif yang dibawa sejak lahir
b.
Motif – motif yang dipelajari,
yaitu motif yang timbul karena dipelajari
(2)
Motivasi menurut Woodworth dan
Marquis
a.
Motif individu, yaitu kebutuhan makan, minum,
bernafas, seksual, dan sebagainya
b.
Motif darurat, seperti
menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas
c.
Motif obyektif
(3)
Motivasi jasmani dan rohani
a.
Motivasi jasmani, seperti,
rileks, insting otomatis, napas, dan sebagainya
b.
Motivasi rohani, seperti, minat
atau kemauan
(4)
Motivasi intrisik dan ekstrisik
a.
Motivasi intrisik adalah motif
yang berasal dari dalam individu
b.
Motivasi ekstrisik adalah motif
yang berasal dari diri individu
Adanya berbagai
jenis motivasi di atas, memberikan suatu gambaran tentang motif – motif yang
ada pada setiap individu. Adapun motif yang terkait dengan pembelajaran
Matematika adalah motif ekstrisik yaitu motif yang memerlukan dorongan dari
luar. Diperlukan motivasi atau dorongan berupa rangsangan dari luar,yang dapat
berupa alat peraga, metode dan materi/buku-buku yang dapat menarik minat
individu.
Adapun bentuk
motivasi yang sering dilakukan di sekolah adalah memberi nilai, hadiah, pujian,
gerakan tubuh, member tugas, member ulangan, mengetahui hasil, dan hukuman. (
Djamarah dan Zain,2002:168)
Dalam aktivitas
belajar, seorang individu membutuhkan suatu dorongan atau motivasi sehingga
yang diinginkan dapat tercapai.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar individu,antara lain :
(1)
Faktor individual, seperti,
kematangan atau pertumbuhan, latihan, kecerdasan, motivasi, dan factor pribadi.
(2)
Faktor sosial, seperti, keluarga
atau keadaan keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat – alat dalam belajar,
dan motivasi social.
(3)
Faktor Jasmani, seperti,
kesehatan, cacat fisik
(4)
Faktor psikologi, seperti,
intelegensi, minat dan motivasi, perhatian dan bakat, kematangan dan kesiapan
(5)
Faktor kelelahan, seperti,
kelelahan fisik, kelelahan rohani
(6)
Faktor keluarga, seperti, cara
orangtua mendidik, hubungan antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
rumah
(7)
Faktor sekolah, seperti, metode
mengajar dan kurikulim, hubungan guru dan siswa, disiplin sekolah, alat
pengajaran dan waktu sekolah, keadaan gedung sekolah, standar pelajaran di atas
ukuran
(8)
Faktor masyarakat, seperti,
Kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media dan teman bergaul, bentuk kehidupan
masyarakat
Dengan demikian
sebagai seorang guru, peneliti merasa harus memahami dan memperhatikan faktor
yang mempengaruhi siswa di dalam pembelajaran, khusus pelajaran matematika
tentang menyederhanakan pecahan.
F.
Metode
Pembelajaran
Pada dasarnya
guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala
kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak
didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya.Salah
satu hal yang harus dilakukan seorang guru adalah mengajar di kelas. Untuk
menciptakan suasana belajar yang dapat membangkitkan minat anak didik terhadap
pelajaran diperlukan cara untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
untuk itu diperlukan metode belajar yang sesuai dengan materi. Adapun metode
pembelajaran yang peneliti gunakan untuk
menciptakan suasana pembelajaran dalam pelajaran IPS dengan materi Lingkungan
alami dan buatan, antara lain :
1. Metode Observasi
1)
Pengertian Metode
Observasi
Metode observasi adalah
salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan
media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan
proses belajar. Dengan metode observasi siswa akan mrasa tertantang
mengeksplorasi rasa keingin tahuannya tentang fenomena dan rahasia alam yang
senantiasa menantang. Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung kepada
obyek yang akan dipelajari. Sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk data
yang obyektif yang kemudian dianalisa sesuai tingkat perkembangan siswa. Item
yang dianalisa siswa kemudian digunakan sebagai bahan penyusunan evaluasi bagi
siswa.
2)
Manfaat Metode Observasi
Metode observasi sangat
bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswaSehingga proses pembelajaran
memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi siswa menemukan
fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisa dengan materi pembelajaran
yang dibawakan guru. Hal tersebut jarang terjadi pada pola pembelajaran
konvensional. Dalam pola pembelajaran konvensional sering guru menyampaikan
materi yang terkadang siswa mampu mengerjakannya akan tetapi tidak tahu bahwa
apa yang dikerjakannya tersebut berguna baginya dalam mewujudkan kompetensi
dirinya. Metode observasi membantu proses perkembangan kognitif siswa yang
terangsang melakukan adaptasi kognitif. Proses adaptasi kognitif berupa akomodasi
dan asimilasi. Manfaat yang lain adalah dalam rangka menanamkan rasa cinta
kepada lingkungan dan alam.
3)
Keunggulan Metode
Observasi
Metode observasi memiliki sejumlah
keunggulan , di antaranya adalah :
a. Menyajikan
media obyek secara nyata tanpa manipulasi
b. Mudah
pelaksanaannya
c. Siswa
akan merasa senang dan tertantang
d. Siswa
akan memiliki motivasi dalam belajar
4) Kelemahan
Metode Observasi
Metode observasi memiliki berbagai
kelemahan di antaranya adalah :
a. Memerlukan
waktu persiapan yang lama
b. Memerlukan
biaya dan tenaga yang lebih besar dalam pelaksanaannya
c. Obyek yang diobservasi
akan menjadi sangat kompleks ketika dikunjungi dan mengaburkan tujuan
pembelajaran.
2. Metode Penugasan
Metode Penugasan / pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar
mengajar dengan jalan memberi
tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu
dapat berupa mengikhtisarkan karangan, (dari surat
kabar, majalah atau buku bacaan) membuat
kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan.
Metode pemberian tugas,
dianjurkan antara lain untuk
mendukung metode ceramah, inkuiri,
VCT. Penggunaan metode ini memerlukan pemberian tugas dengan baik,
baik ruang lingkup maupun bahannya.
Pelaksanaannya dapat diberikan secara individual maupun kelompok.
Dalam
proses pembelajaran, siswa hendaknya
didorong untuk melakukan kegiatan
yang dapat menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Oleh
karena itu metode pemberian tugas dapat
dipergunakan untuk mendukung metode
pembelajaran yang lain.
Penggunaan
metode pemberian tugas bertujuan:
1. menumbuhkan proses pembelajaran yang
eksploratif
2. mendorong perilaku kreatif
3. membiasakan berpikir komprehensif
4. memupuk kemandirian dalam proses
pembelajaran
Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan
terencana dapat bermanfaat untuk:
1. menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam
lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri
2. melatih cara mencari informasi
secara langsung dari sumber belajar
yang terdapat di lingkungan sekolah,
rumah dan masyarakat
3. menumbuhkan suasana
pembelajaran yang menggairahkan (rekreatif)
Kelebihan metode penugasan adalah:
1. Hasil pelajaran lebih tahan lama dan membekas dalam
ingatan siswa.
2. Siswa belajar dan mengembangkan inisiatif dan sikap
mandiri.
3. Memberikan kebiasaan untuk disiplin dan giat belajar.
4.Dapat mempraktekkan hasil-hasil teori dalam kehidupan
yang nyata.
5.Dapat memperdalam pengetahuan siswa dalam spesialisasi
tertentu.
Kekurangan metode penugasan adalah:
1.
Siswa dapat
melalukan penipuan terhadap tugas yang diberikan. (Dikerjakan oleh orang lain atau menjiplak karya orang
lain).
2.
Bila tugas diberikan
terlalu banyak, maka siswa dapat mengalami kejenuhan sehingga mengganggu
ketenangan batin siswa.
3.
Sulit memberikan
tugas yang dapat memenuhi sifat perbedaan individunya dan minat dari
masing-masing siswa.
4.
Pemberian tugas
cenderung memakan waktu da tenaga serta biaya yang cukup berarti.
Oleh karena itu, metode penugasan tidak lepas dari
kekurangan dan kelemahan. Maka guru perlu memperhatikan saran-saran
pelaksanaan, sebagai berikut:
1.
Merencanakan
pemberian tugas secara matang.
2.
Tugas yang diberikan
hendaknya didasarkan pada minat dan kemampuan siswa.
3.
Tugas yang diberikan
berkaitan dengan materi pelajaran yang telah diberikan.
4.
Jenis tugas yang
diberikan hendaknya telah dimengerti betul oleh siswa agar tugas dapat
dilaksanakan dengan baik.
5.
Jika tugas yang
diberikan bersifat tugas kelompok, maka pembagian tugas (materi tugas)
harus diarahkan, termasuk batas waktu penyelesaiannya.
6.
Guru dapat membantu
menyediakan alat dan sarana yang diperlukan dalam pemberian tugas.
7.
Tugas yang diberikan
dapat merangsang perhatian siswa dan realistis.
8.
Hasil tugas siswa
dinilai oleh guru.
G. Materi
Pembelajaran
Lingungan alami dan lingkungan
buatan
Lingkungan adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar kita, hidup dan kehidupan manusia tidak
pernah terlepas dari pengaruh lingkungan. Mempelajari lingkungan dalam kehidupan
lebih banyak dipakai istilah lingkungan hidup. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1997 pasal 1 ayat 1 mengartikan Lingkungan Hidup sebagai berikut:
“Lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan kesemua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya”
Bisa diartikan,
Lingkungan Hidup merupakan suatu sistem yang meliputi lingkungan hayati,
lingkungan non hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial. Sumber daya
alam (SDA) merupakan salah satu unsur lingkungan alam, baik hayati maupun on
hayati, yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya.
Sumber daya alam sangat banyak dan melimpah, jadi disusunlah klasifikasi sumber
daya alam, yang antara lain meliputi sumber daya alam terbarui dan tak
terbarui.
Lingkungan alam berupa sungai
Lingkungan alam adalah
segala sesuatu yang ada di alam dan diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa,
Allah SWT. Contoh lingkungan alam yang ada di permukaan bumi adalah sungai,
danau, laut, gunung dan lembah.
Perumahan merupakan contoh lingkungan buatan
Lingkungan
buatan adalah segala sesuatu yang sengaja atau tidak sengaja dibuat oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya desa, kota, pabrik, rumah, waduk,
sawah, tambak, perkebunan, dll.
Dalam pembangunan permukiman diperlukan
keseimbangan dengan ekosistem, sehingga tidak melebihi daya dukung
lingkungan. Dalam beberapa kasus, masalah lingkungan buatan lebih sulit
ditangani daripada lingkungan alam. Untuk itu diperlukan strategi berdasarkan
keberlanjutam, sehingga diharapkan dapat:
1.memperbaiki dan menjamin penyediaan air
bersih
2.meminimumkan masalah pembuangan sampah
3.mengurangi pengubahan lahan subur untuk pertanian menjadi pemukiman dan 4.membantu mempertahankan produktivitas lahan
5.mengembangkan pola konservasi energi untuk keperluan hidup dan produksi barang
6. mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia
7. memadukan pemeliharaan dan pelayanan pemukiman dengan penyediaan lapangan pekerjaan, pembangunan masyarakat dan pendidikan
3.mengurangi pengubahan lahan subur untuk pertanian menjadi pemukiman dan 4.membantu mempertahankan produktivitas lahan
5.mengembangkan pola konservasi energi untuk keperluan hidup dan produksi barang
6. mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia
7. memadukan pemeliharaan dan pelayanan pemukiman dengan penyediaan lapangan pekerjaan, pembangunan masyarakat dan pendidikan
Lingkungan alam dan lingkungan buatan juga
dapat kamu temukan di sekolah
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Penelitian
pembelajaran yang dilaksanakan penulis adalah Mata pelajaran Matematika dengan
materi penyederhanaan pecahan, yang dilaksanakan di SDN.PALSIGUNUNG Kelas III
semester 1 tahun pelajaran 2011/2012. Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi 2,
yaitu jam belajar pagi dan siang hari. Jumlah referensi buku pelajaran IPS
cukup memadai.. Subyek penelitian siswa kelas III SDN.PALSIGUNUNG tahun pelajaran 2011/2012, dengan jumlah siswa
35 orang. Siswa laki – laki berjumlah 20 orang, dan siswa perempuan berjumlah
15 orang.Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dari tanggal 13 – 28 Agustus 2011, dan dibagi ke dalam 2 siklus.
B. Deskripsi Persiklus
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini
meupakan pengembangan metode dan strategi pembelajaran yang dikemas dalam
bentuk metode penelitian kelas ( class action research ). Penelitian Tindakan
Kelas ( PTK ) meupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkontek kelas yang
dilaksanakan oleh guru, untuk memecahkan masalah – masalah pembelajaran yang
dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencoba hal –
hal baru dalam pembelajaran demi meningkatkan mutu dan hasil belajar.
Alat pengumpul
data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: catatan guru, catatan
siswa, angket dan berbagai dokumen yang terkait dengan siswa. Prosedur
penelitian terderi dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Refleksi pada tiap siklus, dan akan berulang kembali
pada siklus – siklus berikutnya. Prosedur pelaksanaan PTK tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut ( Wardhani 2006:24)
Gambar 1.1 Tahap – tahap dalam PTK
Sumber : Siklus PTK John Elliot
Mengacu pada
pendapat pakar tersebut, maka prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang
diterapkan melalui Penelitian Tindakan Kelas dijalankan sesuai proses
pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahapan. Pada tahapan tindakan (action) siklus pertama dilaksanakan dalam
satu kali pertemuan, sedangkan pada siklus kedua dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan, maka hasil refleksi pada siklus yang telah dilaksanakan akan
digunakan untuk memperbaiki rencana perbaikan pembelajaran pada siklus
selanjutnya.
Setelah siklus
berlangsung sebanyak dua kali, mungkin perbaikan pembelajaran yang diinginkan
sudah terjadi, tetapi hasilnya belum mencapai presentasi yang diinginkan, maka
akan dicapai melalui siklus PTK selanjutnya.
Alur Penelitian
Tindakan Kelas secara ringkas mencakup langkah – langkah sebagai berikut: Pada
saat peneliti belum melaksanakan penelitian tindakan kelas, peneliti menetapkan
ide awal sebagai upaya mengidentifikasi masalah, menemukan solusi dan mengatasi
pembelajaran di kelas agar pembelajaran menjadi bermutu. Dari hasil diagnostic
diperoleh data awal yang peneliti diskusikan dengan supervesor 2 ( teman
sejawat), maka ditetapkan tindakan siklus I. Dalam siklus I perbaikan
pembelajaran dilakuan dalam satu kali pertemuan.Karena pada siklus I belum
mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan maka dilanjutkan perbaikan
pembelajaran dengan merevisi RPPP ( rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran)
siklus I dan menetapkan siklus II. Dalam siklus II tindakan dilakukan dalam dua
pertemuan.Hal ini dilakukan untuk mendapat hasil perbaikan yang maksimal. Jika
pada siklus II diperkirakan telah mencapai kriteria keberhasilan maka perbaikan
pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dianggap sudah selesai.Aspek
yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan siswa saat pelaksanaan
perbaikan pembelajaran IPS dengan materi lingkungan alami dan lingkungan buatan dengan menggunakan metode observasi dan
penugasan dengan alat pengumpul data
yang telah disebutkan di atas.
Data yang
diambil adalah data kuantitatif dari
hasil tes, presensi, nilai tugas serta data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias
siswa, partisipasi, atau keberanian siswa mengerjakan soal di papan
tulis.Instrumen yang dipakai berbentuk: soal tes, lembar penilain sikap,
observasi, dan catatan lapangan. Data yang terkumpul dianalisis untuk mengukur
indikator keberhasilan yang sudah dirumuskan.
C. Teknis Analisis Data
Data dianalisis
berdasarkan perubahan yang terjadi pada setiap siklus tentang kemampuan siswa
menyederhanakan pecahan. Hasil analisis refleksi pertama, yang berasal dari
jurnal dan observasi kelas digunakan sebagai acuan untuk menentukan tahapan
siklus berikutnya.Siklus berikutnya diharapkan ada peningkatan dalam hasil
belajar dan motivasi belajar siswa dalam mempelajari materi lingkungan alami
dan lingkungan buatan
Siklus I
Perencanaan
1.
Identifikasi masalah dan menetapkan pemecahan masalah.
Merencanakan Pelaksanaan Pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar. Menetapkan standar kompetensi dasar sebagai berikut:
2.
Memilih bahan pelajaran sesuai dengan kompetensi dasar.
3. Menentukan scenario pembelajaran.
4. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang
dibutuhkan.
5. Menyusun lembar penilaian
6. Mengembangkan format evaluai
7. Mengembangkan format obeservasi pembelajaran
Gambar 1
Kegiatan Pembelajaran Siklus I

Pelaksanaan
1. Guru melakukan kegiatan Tanya jawab dengan peserta
didik lingkungan alami dan lingkungan buatan, kemudian menjelaskan materi
2. Siswa mengamati gambar yang di papan tulis.
3. Siswa menuliskan hasil pengamatan pada lembar
pengamatan
4. Siswa menyebutkan hasil pengamatan.
5. Guru merangkum hasil pengamatan siswa dan
menyimpulkan pelajaran.
Pengamatan
( observasi)
Dari
hasil pengamatan Supervisor 2 melihat partispasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran sangat kurang, kegiatan hanya berfokus pada guru ( teacher
center), dan siswa hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh guru. Dari hasil
pengamatan juga ditemukan bahwa kemampuan siswa dalam pengamatan gambar kurang.
Refleksi
Peneliti
mendiskusikan hasil pengamatan dengan supervisor 2, tentang kelemahan dan
kekuatan yang dimiliki peneliti sebagai seorang guru saat mengajarkan materi lingkungan
alai dan lingkungan buatan dan memberikan masukkan yang dapat meningkatkan
efektifitas pembelajaran di kelas pada siklus beikutnya. Dari hasil diskusi
diputuskan untuk mengubah tempat belajar yang dapat meningkatakan kemampuan siswa dalam
lingkungan alami dan lingkungan buatan yang dapat menunjang penguasaan materi lingkungan
alami dan lingkungan buatan,serta dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
Siklus
II
Pertemuan
1
Perencanaan
1. Indentifikasi masalah yang muncul pada siklus I, dan
penetapan alternative masalah, adapun beberapa masalah yang terjadi pada siklus
I adalah
a. Sebanyak 42,8 % siswa belum mampu untuk menyerap
materi pelajaran dengan baik melalui kegiatan tanya
jawab, pengamatan ( observasi) dan penugasan.
b. Ada 15 siswa dari 35 siswa yang belum tuntas belajar.
c. Tingkat partisipasi anak dalam pembelajaran belum maksimal
2. Menetapkan indikator pencapaian hasil belajar.
3. Mengembangkan program tindakan siklus II dengan merevisi RPP siklus I
Gambar 2
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II petemuan ke-1

Gambar 3
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II pertemuan ke-2

Pelaksananan
1. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang pelajaran yang lalu.
2. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan hari ini dan apa yang akan
siswa kerjakan.
3. Siswa diajak ke luar kelas untuk mengamati lingkungan alami dan buatan
yang terdapat di sekitar sekolah.
4. Siswa mencatat hasil pengamatan di lembar tugas
5. Siswa kembali ke dalam kelas dan membahas hasil pengamatan mereka.
6. Guru merangkum hasil pengamatan siswa dan menarik kesimpulan
Pengamatan ( observasi )
Supervisor
2 melihat adanya peningkatan partispasi siswa dalam kegiatan belajar, kemajuan
kemampuan siswa dalam mengobservasi meningkat dan kegiatan pembelajaran mulai
perpusat pada siswa ( student learning)
Refleksi
Setelah
melihat hasil pengamatan supervisor 2 dan
hasil belajar siswa, dan mendiskusikannya dengan supervesor 2 diputuskan
untuk lebih menekankan pembelajaran pada observasi lingkungan karena dapat
meningkatkan ingatan siswa terhadap lingkungan alami dan lingkungan buatan
,selain itu juga meningkatkan kemampuan siswa dalam mengamati lingkungan, Untuk
siklus selanjutnya keaktifan siswa
dalam pembelajaran akan lebih ditingkatkan.
Perencanaan
1.Indentifikasi
masalah yang muncul pada siklus II pertemuan 1, dan penetapan alternative
masalah, adapun beberapa masalah yang terjadi pada siklus II pertemuan 1 adalah
a. Sebanyak 25,7 % siswa belum mampu untuk menyerap
materi pelajaran dengan baik melalui kegiatan tanya
jawab, pengamatan ( observasi) dan penugasan.
b. Ada 9 siswa dari 35 siswa yang belum tuntas belajar.
c.
Tingkat partisipasi anak dalam
pembelajaran belum maksimal
2.Menetapkan
indikator pencapaian hasil belajar.
3.Mengembangkan
program tindakan siklus II pertemuan ke-2
Gambar 4
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Gambar 5
Pelaksanaan siklus II pertemuan ke-2

Pelaksanaan
1. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang pelajaran yang lalu.
2. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan hari ini dan apa yang akan
siswa kerjakan.
3. Siswa diajak ke luar kelas untuk mengamati lingkungan alami dan buatan
yang terdapat di sekitar sekolah.
4. Siswa mencatat hasil pengamatan di lembar tugas
5. Siswa kembali ke dalam kelas dan membahas hasil pengamatan mereka.
6. Guru merangkum hasil pengamatan siswa dan menarik kesimpulan
Pengamatan
(observasi)
Pengamatan
yang dilakukan oleh supervisor 2 mendapatkan data partisipasi siswa yang
meningkat, aktifan siswa terarah pada pembelajaran, dan hanya ditemukan
beberapa siswa yang masih bermain saat pembelajaran berlangsung.
Refleksi
1.
Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II pertemuan ke-2
berdasarkan data yang terkumpul.
2.
Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus II
pertemuan ke-2.
3.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap tindakan pada siklus II pertemuan
ke-2 dari data yang terkumpul baik dari hasil formatif siswa, tugas pr, maupun
catatan perilaku siswa yang relevan dengan pembelajaran diperoleh data yang cukup
signifikan.Pada siklus II pertemuan kedua ada 31 siswa dari 35 siswa yang telah
tuntas belajar, berarti siswa yang belum tuntas belajar tinggal 4 siswa. Dengan
kriteria ketuntasan minimal 75 %, dengan demikian pelaksanaan perbaikan pada
siklus II pertemuan ke-2 dinyatakan telah dituntaskan karena secara klasikal
telah memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 88,5 % siswa
telah mencapai ketuntasan, materi minimal 75 %. Kriteria keberhasilan
penelitian ini dari sisi proses dan hasil adalah dengan berhasilnya siswa dalam
menyelesaikan masalah – masalah yang diberikan guru lingkngan alami dan
lingkungan buatan dengan kegiatan observasi dan penugasan dengan sumber belajar
yang telah difasilitasi guru, serta nilai tes formatif siswa pada siklus II
pertemuan ke-2 meningkat.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan mencoba menyajikan
data hasil penelitian dan hasil analisis data
yang diuraikanpersiklus penelitian. Adapun jumlah siklus penelitian ini
adalah 2 siklus. Hal ini disebabkan perolehan data dari kedua siklus penelitian
telah memberikan gambaran yang cukup
signifikan terhadap pencapaian tujuan penelitian. Artinya, data yang diperoleh
siklus demi siklus menunjukkan pada peningkatan hasil belajar siswa yang
menjadi konsentrasi dalam penelitian ini.
A.
Siklus I
Pada siklus ini,
pembelajaran IPS dengan materi lingkungan alami dan lingkungan buatan.
Perangkat pembelajaran yang digunakan pada siklus ini RPP. RPP yang digunakan adalah rpp hasil refleksi pada tahap perencanaan
antara peneliti dan supervisor 2 .Untuk rpp yang digunakan dapat dilihat pada
lampiran.
Berikut uraian langkah
pokok kegiatan pada tahaf ini, yakni sebagai berikut :
1.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang lingkungan alami dan
lingkungan buatan
2.
Siswa mengamati gambar lingkungan yang di temple di papan tulis.
3.
Siswa ditugaskan menuliskan lingkungan alami dan lingkungan buatan yang
terdapat pada gambar.
4.
Siswa menyebutkan hasil pengamatan.
5.
Guru merangkum hasil pengamatan siswa dan membuat kesimpulan
Dari hasil penelitian
lapangan ( pengamatan supervesor 2) dapat dilihat pada lampiran dengan hasil
analisis data yang diperoleh pada siklus I terangkum pada table berikut ini:
Tabel 1
Table penilai sikap siklus I
SKOR
|
JUMLAH SISWA
|
1
|
3
|
2
|
3
|
3
|
13
|
4
|
7
|
Dari table 1 dapat dilihat
tingkat partisipasi siswa pada siklus I sangat rendah yaitu hanya 20 siswa dari
35 siswa yang secara aktif
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan itu berarti hanya 57,1 %
siswa yang termotivasi untuk belajar.
Tabel 2
Hasil Belajar Siklus I
KKM :67
NO
|
SKOR NILAI
|
JUMLAH
|
PRESENTASI
|
1
|
0
|
0
|
0 %
|
2
|
40-49
|
3
|
8,57 %
|
3
|
50-59
|
3
|
8,57 %
|
4
|
60-66
|
9
|
17 %
|
5
|
67-70
|
3
|
8,57 %
|
6
|
71-79
|
10
|
28,57 %
|
7
|
80-89
|
7
|
20 %
|
8
|
90-100
|
0
|
0 %
|
Dari tabel 2 dapat kita
lihat bahwa siswa yang memahami materi lingkungan
alami dan lingkungan buatan dan dapat
mencapai belajar hanya 60 % atau
hanya 20 siswa dari 35 siswa yang memahami pelajaran pada siklus I.
B.
Siklus II
Pada siklus II,
pembelajaran IPS dengan materi bahasan lingkungan alami dan lingkungan buatan.
Perangkat pembelajaran yang digunakan pada siklus ini RPP. RPP yang digunakan adalah RPPP
hasil refleksi pada siklus I antara peneliti dan supervisor 2 .Untuk
RPPP yang digunakan dapat dilihat pada
lampiran.
Berikut uraian langkah
pokok kegiatan pada tahaf ini, yakni
sebagai berikut :
1.
Siswa menjawab pertanyaan guru tentang pembelajaran yang lalu
2.
Siswa menyimak penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan
3.
Siswa keluar kelas untuk mengmati lingkungan alami dan lingkungan buatan
yang terdapat di sekitar sekolah
4.
Siswa mencatat hasil observasi
5.
Siswa membahas hasil observasi di dalam kelas
6.
Guru merangkum hasil observasi siswa dan membuat kesimpulan
Dari hasil penelitian lapangan ( pengamatan
supervesor 2) dapat dilihat pada lampiran dengan hasil analisis data yang
diperoleh pada siklus II terangkum pada
table berikut ini:
Tabel 3
Table penilai sikap siklus
II pertemuan 1 daan 2
SKOR
|
PERTEMUAN 1
|
PERTEMUAN 2
|
1
|
1
|
0
|
2
|
8
|
4
|
3
|
14
|
13
|
4
|
12
|
18
|
Dari table 3 dapat dilihat tingkat partisipasi siswa
pada siklus II mulai meningkat pada pertemuan ke-1, yaitu: 26
siswa dari 35 siswa yang
aktif berpartisipasi dalam
kegiatan pembelajaran dan itu berarti 74,28
%
siswa yang termotivasi untuk belajar dan pada pertemuan ke-2, yaitu: 31
siswa dari 35 siswa aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan itu
berarti 88,57 % siswa yang termotivasi
untuk belajar.
Tabel 4
Hasil Belajar Siklus II
Pertemuan 1 dan 2
KKM : 67
SKOR NILAI
|
JUMLAH SISWA PERTEMUAN 1
|
%
|
JUMLAH SISWA PERTEMUAN 2
|
%
|
0
|
0
|
0 %
|
0
|
0 %
|
40-49
|
1
|
2,85 %
|
0
|
0 %
|
50-59
|
1
|
2,85 %
|
0
|
0 %
|
60-66
|
7
|
21 %
|
4
|
11,42 %
|
67-70
|
7
|
21 %
|
7
|
21 %
|
71-79
|
7
|
21 %
|
6
|
17,14 %
|
80-89
|
10
|
28,75 %
|
10
|
28,75 %
|
90-100
|
2
|
5,71 %
|
8
|
22,85 %
|
Dari tabel 4 dapat kita
lihat bahwa siswa yang memahami materi
lingkungan alami dan lingkungan buatan dan dapat mencapai
belajar pada siklus II pertemuan
ke-1 74,28 % berarti 26 siswa dari 35 siswa yang telah
mencapai ketuntasan belajar dan pertemuan ke-2 88,57 %
berarti 31 siswa dari 35 siswa yang telah memahami dan mencapai
ketuntasan belajar.
Kesimpulan sementara yang dapat diperoleh dari hasil
analisis data tersebut adalah bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode observasi
dan penugasan cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa.
Tabel 7
Tabel Penilaian Sikap
Siklus I, dan II
SKOR
|
PENILAIAN SIKAP
|
|
SIKLUS I
|
SIKLUS II
|
|
1
|
3
|
0
|
2
|
3
|
4
|
3
|
13
|
13
|
4
|
7
|
18
|
Bagan 1
Bagan sikap siklus I dan
siklus II

Tabel
4
Hasil Belajar Siklus I dan
Siklus II Pertemuan 1 dan 2
KKM : 67
SKOR
NILAI
|
JUMLAH
SISWA SIKLUS I
|
%
|
JUMLAH
SISWA SIKLUS II
|
%
|
0
|
0
|
0 %
|
0
|
0 %
|
40-49
|
3
|
8,57 %
|
0
|
0 %
|
50-59
|
3
|
8,57 %
|
0
|
0 %
|
60-66
|
9
|
17 %
|
4
|
11,42 %
|
67-70
|
3
|
8,57 %
|
7
|
21 %
|
71-79
|
10
|
28,57 %
|
6
|
17,14 %
|
80-89
|
7
|
20 %
|
10
|
28,75 %
|
90-100
|
0
|
0 %
|
8
|
22,85 %
|
Bagan 2
Bagan Hasil belajar Siklus
I dan Siklus II

Berdasarkan kesimpulan sementara pada siklus I, II,
dan III dapat disimpulkan bahwa hipotesa tindakan dalam penelitian tindakan
kelas ini yakni ” Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Materi Lingkungan
alami dan buatan dan Meningkatkan Motivasi Siswa Kelas III SDN. PALSIGUNUNG Tahun
Pelajaran 2011/2012 Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Metode Observasi dan Penugasan” dapat diterima
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan
kelas mengenai penerapan metode observasi dan penugasan pada siswa kelas III
SDN.PALSIGUNUNG dalam pelajaran IPS selama 2 siklus penelitian dapat disimpulkan:
1.
Selama berlangsungnya PTK, upaya penerapan metode Observasi dan penugasan
telah dikelola dengan baik.
2.
Kegiatan pembelajaran dengan metode observasi dan penugasan yang dikelola
dengan baik ternyata cukup efektif meningkatkan motivasi belajar siswa.
3.
Kegiatan pembelajaran dengan metode observasi dan penugasan yang dikelola
dengan baik ternyata cukup efektif
terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
4.
Hipotesis tindakan yang menyatakan
“ Apabila upaya penerapan metode observasi da penugasan dapat berjalan efektif, maka hasil belajar
siswa akan meningkat” dapat diterima
C. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah :
1.
Pelaksanaan metode observasi dan penugasan sebagai salah satu bagian dari pembelajaran
dalam mata pelajaran IPS khususnya dan mata pelajaran lainnya perlu terus
ditingkatkan mengingat cukup signifikan dampak positif penerapannya terhadap
tingkat motivasi dan hasil belajar siswa.
2.
Guru – guru harus dapat mengenali dan menggunakan berbagai metode,
strategi dan/atau model pembelajaran, sehingga mempunyai banyak pilihan untuk
diterapkan sesuai materi dan/atau kompetensi dasar, karakteristik siswa, serta
kesediaan sarana prasarana.
3.
Pelatihan pengembangan model pembelajaran perlu diberikan oleh sekolah,
atau lembaga – lembaga terkait .
DAFTAR
PUSTAKA
Seels, Barbara B. & Richey,
Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya.
Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama IPTPI LPTK UNJ.
Terry Anderson &
Fathi Elloumi (Eds.). 2004. Theory and Practice of Online Learning.
Canada. Athabasca University
H, Djali. 2007. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
M, Dalyono. 1997. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhibin, Syah. 2002. Psikologi
Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumanto, Wasty. 2006. Psikologi
Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Gage, N.L., & Berliner, D.
1979. Educational Psychology. Second Edition, Chicago: Rand Mc. Nally]
Bell Gredler, E. Margaret. 1991. Belajar
dan Membelajarkan. Jakarta: CV. Rajawali
Moll, L. C. (Ed.). 1994. Vygotsky
and Education: Instructional Implications and Application of Sociohistorycal
Psychology. Cambridge: Univerity Press
Degeng, I Nyoman Sudana. 1989. Ilmu
Pengajaran Taksonomi Variable. Jakarta: Depdikbud
Gagne, E.D., (1985). The
Cognitive Psychology of School Learning. Boston, Toronto: Little, Brown and
Company
Light, G. and Cox, R. 2001. Learning
and Teaching ini Higher Education. London: Paul Chapman Publising
Slavin, R.E. 1991. Educational
Psychology. Third Edition. Boston: Allyn and Bacon
Slavin, R.E. 2000. Educational
Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon
Kurikulum 2006
Tematik kelas 3
IPS kelas 3




Komentar
Posting Komentar